Sedekah yang Bikin Kaget Orang
(Sebuah Kisah Nyata)
“Mas, Tini demam. Panas banget nih,” kata Supinah, istrinya di ujung telepon. Bambang tercenung.
Adiknya yang bernama Agus bertanya, “Ada apa?”
“Tini sakit lagi,” kata Bambang.
“Belum ke dokter?”
“Belum. Nanti sore saya bawa ke dokter.”
“Sampeyan kurang sedekah aja, tuh, Mas,” kata Agus lagi.
Perkataan sang adik menggugahnya. “Sudah. Insya Allah,” kata Bambang.
“Kurang banyak berarti atau kalau mau kita dikagetkan dengan karunia Gusti Allah coba sedekah lagi, tetapi sedekah yang bikin kaget orang yang kita beri,” jelas Agus.
“Begitu yah.”
Di sepanjang percakapan mereka, datang tukang sampah yang biasa mengambil sampah di warung soto mereka yang kecil itu.
“Pak Lik, sini Pak,” Bambang memanggil tukang sampah. Bambang mengambil uang lima puluh ribu rupiah dari laci gerobak dan menyerahkannya kepada Pak Lik.
“Apa nih, Mas?” tanya Pak Lik.
“Enggak. Ini buat bapak. Sedekah kulo,” jawab Bambang.
Pak Lik tertegun. “Ya Allah, matur suwun, Mas.” Jumlahnya tak pernah ia terima sebesar ini dari Bambang.
Agus tersenyum.
Setengah jam kemudian, Supinah menelepon Bambang lagi, “Mas, Tini alhamdulillah enggak demam lagi.”
Sekarang giliran Bambang yang terkaget-kaget.
**
Bambang pergi ke pasar dengan pick-upnya. Seperti biasa bakda subuh itu ia pergi belanja kebutuhan warung soto. Bambang ditemani Sugeng, pembantu setianya.
Sekitar satu jam mereka di pasar. Setelah itu mereka segera pulang. Saat hendak memundurkan mobil, suara klakson dari mobil angkot terdengar kencang.
Supir angkot turun dan bilang kalau mobil Bambang menabrak bemper angkotnya sampai penyok.
Bambang menjelaskan dengan seterang-terangnya kalau ia tidak merasa menabrak angkot itu dan penyok yang ditunjukkan supir angkot itu bukan penyok baru.
Tetap saja supir angkot itu memaksa Bambang mengganti rugi kerusakan. Tanpa mau memperpanjang urusan Bambang bertanya, “Berapa sampeyan minta?”
“Satus ewu wae,” jawab supir angkot.
“Kalau tadi sampeyan njaluk 200.000 saya kasih juga,” kata Bambang sambil menyerahkan uang 100.000 rupiah. Sembari itu, di dalam hatinya ia meminta kepada Gusti Allah, “Ya Allah dengan ini aku meminta pengganti darimu.”
“Kita enggak salah loh, Pak. Kok ngasih 100.000?” tanya Sugeng kepada Bambang.
“Ya wis, gak popo. Lihat saja nanti,” kata Bambang.
Sesampainya di warung, mereka beres-beres, masak-masak, dan membuka warung. Satu setengah jam kemudian, telepon genggam Bambang berdering.
“Mas, kantor saya ada acara pagi ini. Pesen soto ya, Mas,” kata suara di ujung sana.
“Alhamdulillaah,” kata Bambang.
Sugeng bertanya, “Ada apa, Pak?”
“Tuh kan. Allah langsung ganti. Satu juta,” ujar Bambang.
Sugeng terdlopong-dlopong.
**
Kita belajar dari Bambang tentang sedekah dan keyakinan.
Sedekahmu sudah bikin kaget orang?
***
20 Desember 2020Riza Almanfaluthi
Dedaunan di Ranting Cemara
20 Desember 2020
Kisah ini untuk kita-kita yang beramal masih harus diberi kabar menggembirakan tentang surga dan kebaikan Allah yang banyak.