Saya Melihatmu Meleleh di Neraka


Ada syarat-syarat tertentu yang harus dilakukan untuk bisa memiliki ilmu-ilmu kebal. Ilmu yang membuat badan atau tubuh kita utuh tanpa kurang suatu apapun saat ditusuk, diiris, dibacok senjata tajam. Atau saat dibakar dan berjalan di atas pecahan beling dan bara api.

Syaratnya antara lain bertapa di tempat sunyi dan angker, membawa menyan dan sesaji, melakukan wirid-wirid tertentu ataupun mantra-mantra nenek moyang. Puasa mutih selama empat puluh hari empat puluh malam. Atau sama sekali tidak makan ataupun minum.

Bahkan yang paling ekstrim adalah dengan melakukan hal-hal yang aneh yaitu makan daging mayat ataupun menyetubuhinya sampai mencapai bilangan tertentu. Biasanya kalau sudah 99 banyaknya, untuk mencari yang ke-100 susah banget, alih-alih berhasil malah gagal.

Yang demikian ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak syarat-syarat yang diminta oleh setan. Ujung-ujungnya adalah penghambaan manusia pada dirinya. Tidak kurang bahkan ingin lebih. Tumbal akidah itu sudah pasti menjadi taruhannya. Menjual dengan murah kehidupan akhirat dengan kefanaan dunia. Murah-murah sekali.

Tetapi banyak sekali loh yang mau. Iklan-iklan mengajak orang pada jalan pintas ini banyak bertebaran di koran-koran. Mulai dari yang benar-benar mengaku sebagai dukun dengan wajah angker, rambut terurai panjang sebahu, dan kumis serta jenggot yang menjuntai sampai pada tampilan yang bagaikan sosok-sosok walisongo dan bergelar kyai ataupun ustaz. Apalagi diiming-imingi keberhasilan 100% dan jaminan uang kembali.

Satu lagi yang membedakannya dengan dukun-dukun kampung berbangklon, bergelang bahar, berkalung tengkorak tergantung di leher, untuk mereka yang mau ilmu kebal ini, tidak perlu melakoni syarat-syarat di atas. Gampang. Tinggal menyerahkan mahar dengan angka tertentu yang telah disepakati maka ilmu pun bisa langsung ditransfer saat itu. Realtime Systems bo… Murah-murah sekali. Laris manis tanjung kimpul. Duh…

Tetapi bagi yang berpikiran rasional, tidak ada ilmu kebal yang demikian. Yang ada adalah bagaimana menciptakan alat untuk bisa melindungi tubuh dari terjangan pedang, panah, bahkan peluru tajam. Nabi Daud sudah memulai sejak dulu kala dengan menciptakan baju baja dan di abad pertengahan perlindungan itu menutupi seluruh tubuh mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Karena tidak efektif dan efisien, kini baju itu cuma tinggal jadi barang rongsokan ataupun jadi barang tontonan di museum-museum orang barat sono. Paling hebat cuma jadi figuran film kartun di kastil-kastil tua.

Sekarang karena ilmunya sudah dikuasai, banyak sekali ragam baju kebal seperti ini. Kesatuan pemadam kebakaran yang paling modern dan para astronot sudah memakai baju antiapi dan antipanas ini.

Bahkan para ilusionis dan penyuka rasa sakit sudah memakainya dalam setiap pertunjukannya. Tidak hanya untuk menahan api, tetapi untuk menahan sambaran setrum jutaan volt, juga halilintar. Gundala Putera Petir—pahlawan super made in Indonesia rekaan masa lalu—mungkin kalah aksinya dengan mereka.

Ada lagi rompi antipeluru yang terbuat dari kain dilengkapi bahan penahan kejut (kevlar) di dalamnya dan berfungsi sebagai penahan bacokan benda tajam, pecahan granat, tekanan/kejut dari pistol dan senjata laras panjang [1]. Rompi ini tidak hanya dipakai oleh prajurit Amerika Serikat untuk menjajah dunia, tetapi juga kesatuan-kesatuan tempur di setiap negara. Juga para penjual jasa keamanan swasta sekelas Blackwater Security Consulting, Vinnel, Dyncorp hingga yang cuma sekelas pengamanan uang Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Tidak hanya dari kevlar, dengan teknologi yang semakin canggih, kini sudah dilakukan penelitian untuk mengganti kevlar dengan benang sutra laba-laba. Karena benang ini merupakan suatu jaringan serat yang sangat ringan dan kekuatan serta kelenturannya jauh melebihi Kevlar—serat sintesis terkuat yang ada saat ini buatan perusahaan DuPont. Kekuatan benang sutra ini bahkan mampu menahan peluru yang ditembakkan tanpa menyakiti orang yang memakainya sebagai baju anti peluru [2]. Jelas ini mahal. Mahal-mahal sekali.

Inilah usaha manusia untuk melindungi dirinya agar senantiasa selamat. Yang pertama dengan upaya yang murah tapi haram dengan menggadaikan hartanya yang paling mahal, yaitu akidah, hingga menempuh cara yang rasional tapi berbiaya tinggi. Karena saking mahalnya, satu paket proyek pertahanan keamanan bisa untuk membangun dan merehabilitasi ribuan sekolah. Otomatis kalau yang ini jadi target utama, amanah Undang-undang Sisdiknas tentang biaya untuk pendidikan sebesar 20% dari APBN tidak akan mungkin tercapai dengan segera.

Ya, semua di atas adalah untuk perlindungan fisik semata. Tidak menyentuh psikis manusia yang sebetulnya perlu bahkan wajib untuk dilindungi. Karena bila psikis manusia tidak dilindungi dari pengalaman buruk seperti penghinaan, perlakuan buruk, cemoohan, ketersinggungan, kegagalan dan teman-temannya itu, maka pengalaman buruk itu akan menjadi sampah yang mengotori pikiran.Semakin sering kita menyimpan memori buruk di otak, semakin negatif sikap dan perilaku kita [3].

Bagaimana cara menyingkirkannya? Kita kudu membuat armor-nya. Dan ini berarti kita harus belajar ilmu kebal yang satu ini. Tetapi tunggu dulu. Latar belakangnya bagaimana nih kok bisa pembahasannya sampai ke sini.

Yup, beberapa hari yang lalu, dalam sebuah email pribadi saya: muncul ungkapan-ungkapan seperti ini: eh pecun murahan….dasar cemen….. sok hebad…limp dick…banci im yawr worst nite mare ever….. i see u melt in hell.

**

Riza Almanfaluthi

Tulisan lama yang diperbaiki dan ditulis kembali.

      1. Analisa Kebijakan Penggunaan Rompi Tahan Peluru Taktis Di Lapangan http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=12&mnorutisi=2
      2. Benang Laba-laba dari Susu Kambing
        http://www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=17
      3. Membersihkan ‘Sampah’ dari Pikiran http://jerryronancy.blogs.friendster.com/chi/

 

 

Advertisement

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.