Menemukan yang Lama


Sehabis salat Asar itu, seperti biasa saya melewati lorong utama ruangan kantor dengan deretan lemarinya. Salah satu lemari itu pintunya terbuka sedikit menyisakan celah. Entah kenapa saya tergerak untuk mengintip isi lemari.

Di sana ada tumpukan buku yang berantakan. Naluri saya tertarik untuk melihat-lihat. Ada sekitar 9 buku saja. Ada buku-buku yang masih tersampul dengan plastik pembungkusnya dan ada yang sudah terbuka.

Entah kenapa pula saya tertarik dengan satu buku di antaranya. Tidak yang lain. Saya ambil buku itu dan melihat-lihat isinya. Sebuah buku yang berisi kisah-kisah motivasi semacam La Tahzan yang ditulis Aid Alqarni.  Saya juga tergerak untuk membaca daftar isinya. Apa yang saya lihat kemudian?

Dalam daftar judul itu ada judul yang saya sangat familier sekali.  Ya, itu seperti judul dari tulisan yang pernah saya buat: Telan Obat Itu, Maka Anda Bahagia. Saya segera menuju halaman yang dimaksud untuk memastikan.

Ternyata benar. Itu potongan tulisan saya yang sudah lama ditulis pada 6 Februari 2008. Lebih dari sebelas tahun lampau.  Di bawah tulisan itu ada nama pengirim tulisannya. Bukan nama saya, karena saya tidak pernah merasa mengirim, melainkan nama seorang pegawai di salah satu kantor.

Buku itu memang untuk kalangan sendiri. Judulnya: Kumpulan Teraju Kehidupan Jilid II dan terbit pada Maret 2016 sewaktu saya masih di Tapaktuan, Aceh Selatan. Isinya kompilasi tulisan cerita yang dibacakan setiap pagi sebelum memulai aktivitas di kantor di lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera II.

Mereka mempunyai tradisi baik, sejak Juni 2013, di setiap paginya ada pembacaan doa dan cerita motivasi oleh salah seorang pegawai di kantor itu melalui pelantang untuk diperdengarkan kepada seluruh pegawai.

Terkait tulisan saya yang ada di buku itu, saya berusaha memahami untuk tak mengaitkannya pada soal plagiarisme. Di halaman belakang buku ini ada Info Redaksi semacam disclaimer:

Hampir keseluruhan cerita bersumber dari internet, walaupun ada sebagian yang merupakan cerita yang dibuat oleh pegawai yang mengirimkan cerita. Jabatan/unit kerja yang tertulis adalah jabatan/unit kerja pegawai pada saat mengirimkan cerita.

Setelah menemukan itu saya jadi termenung. Saya tak menyangka, berawal dari ketertarikan yang muncul tiba-tiba entah darimana ketika melihat lemari yang pintunya terbuka sedikit, kemudian berujung pada penemuan kembali tulisan lawas saya yang ternyata sudah dibukukan bersama dengan tulisan lain. Saya menemukan yang lama. Apakah ini sebuah intuisi?

Tulisan yang dibacakan, diperdengarkan, kemudian dikumpulkan bersama dengan tulisan-tulisan lain dalam sebuah buku semoga saja bisa bermanfaat lebih dan menjadi amal jariah. Titik tekannya pada menulis sesuatu yang bermanfaat, bukan ujaran kebencian maupun hoax.

Dzun Nun Almishri pernah berkata, “Tidaklah setiap penulis, melainkan ia akan binasa, sedangkan apa yang ditulisnya oleh tangannya akan hidup selamanya, maka janganlah menulis dengan tanganmu kecuali sesuatu yang menyenangkanmu ketika melihatnya pada hari kiamat.”

 

***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
15 Mei 2019

Advertisement

Tinggalkan Komentar:

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.