
Waktu saya mendengar salah satu soundtrack film Zero (Desember 2018) yang dibintangi Shah Rukh Khan saya jadi ingat satu hal. Suara penyanyi lagu Tanha Hua itu pernah saya dengar di salah satu soundtrack film Shah Rukh Khan yang lain berjudul: Jab Harry Met Sejal (Agustus 2017).
Ketika saya menulis tema lagu dan film bukan berarti kamus saya penuh dengan dua hal itu. Saya fakir dari keduanya.
Saya memang tidak tahu siapa penyanyi lagu Tanha Hua. Seperti saya tidak mengetahui para penyanyi di Jab Harry Met Sejal. Di film-film India, penyanyi lagu-lagu itu disebut playback singer. Dalam satu film tidak hanya satu penyanyi yang direkrut menjadi playback singer. Bintang utama di industri film Bollywood bernyanyi sekadar lip sync.
Tanha Hua enak didengar. Saya menjadi penasaran siapa nama playback singer-nya. Dan di lagu apa di film Jab Harry Met Sejal ia bernyanyi. Sungguh-sungguh penasaran. Saya hanya bermodal googling.
Tanha Hua itu dinyanyikan Jyoti Nooran dan Rahat Fatih Ali Khan. Saya tak mengenal mereka. Di lagu itu saya tak bisa membedakan suaranya Jyoti atau Rahat.
Tanha Hua diawali dengan lirik-lirik yang dinyanyikan oleh laki-laki, saya pikir itu suaranya Rahat. Saya coba mencari di Youtube semua lagu yang dinyanyikan oleh Rahat Fatih Ali Khan, penyanyi pria asal Pakistan itu.
Bermula dari sanalah saya akhirnya mengenal Abida Parveen, penyanyi perempuan dari negara yang sama. Pun, teman duet Rahat pada lagu yang berjudul Chaap Tilak. Lagu yang punya daya magis luar biasa.
Lalu saya jadi tahu musik-musik seperti itu disebut musik-musik sufi atau bergenre Qawwali. Berarti juga “tradisi” yang selama ini ada di Asia Selatan. Di makam-makam orang yang dianggap suci, mereka berkumpul untuk makan-makan, mengikatkan pita di jendela bangunan makam, lalu mendendangkan lagu-lagu. Tradisi ini berasal dari Persia dan Afghanistan sejak 800 tahun yang lalu.
Jika Pembaca ingin lebih mengetahui tentang Qawwali lebih detil agar tak lacur sangka saya sarankan untuk membacanya di Ensiklopedia Britannica secara daring.
Dari riset kecil-kecilan itu, saya menjadi maklum bahwa selama beratus-ratus tahun budaya Indonesia memang terpengaruh benar dengan budaya Asia Selatan. Entah dari Hindu maupun dari para penyebar Islam dan sufisme.
Tradisi yang hampir mirip dengan tradisi di Indonesia. Salah satu contohnya di Indramayu. Pada waktu tertentu, ada pertunjukan wayang di makam-makam mbah buyut. Makam yang dipelihara dengan baik, dinaungi pohon beringin yang besar, dan dikeramatkan.
Di pertunjukan wayang itu ada sinden yang mendendangkan tembang Jawa Dermayu. Nyanyian dan cengkoknya sepintas mirip dengan para musisi sufi yang penuh improvisasi itu. Saya jadi teringat dengan suara sinden yang saya dengar dari radio-radio dulu.
Dari seluk beluk pencarian terhadap Rahat itu saya berpikir memang suara Rahat ini yang menjadi suara di salah satu soundtrack Jab Harry Met Sejal. Tetapi saya masih belum puas. Seperti ada yang kurang. Ada yang tidak pas.
Ketika saya mengetikkan “Song Jab Harry Met Sejal” di Google, dalam daftar lagu yang ada di film itu tidak ada nama Rahat Fatih Ali Khan, yang ada malah Nooran Sisters di lagu Butterfly. Ok, saya kemudian mencari perihal Nooran Sisters.
Nooran Sisters beranggotakan dua perempuan bersaudara: Jyoti dan Sultana Nooran. Mereka berasal dari keluarga penyanyi lagu-lagu sufi di India. Di Youtube saya coba mendengarkan Nooran Sisters. Dan dari keduanya Jyoti Nooran yang memiliki suara yang khas sekali. Pita suara perempuan 24 tahun ini tebal sekali sehingga suaranya mirip laki-laki.
Saya coba mendengarkan banyak lagu Nooran Sisters di Youtube. Akhirnya saya meyakini suara di Tanha Hua itu adalah milik Jyoti Nooran. Dan memang Jyooti-lah yang sebenarnya memiliki porsi banyak pada lagu Tanha Hua. Bukan Rahat. Rahat bernyanyi hanya dalam beberapa kalimat saja.
Clear! Saya sudah mengenal suara Jyoti Nooran. Kalau orang yang baru mendengar suara Jyoti, pasti awalnya menyangka pemilik suara itu adalah laki-laki. Jadi, Tanha Hua adalah Jyoti Nooran. Sekarang tinggal memastikan di lagu mana Jyoti Nooran bernyanyi di soundtrack film Jab Harry Met Sejal.
Pada daftar lagu yang muncul di Google, ada lagu berjudul Butterfly. Lagu ini berada di sesi terakhir film Jab Harry Met Sejal. Lokasi film di wilayah pertanian Nurmahal, Punjab. Penyanyi lagu ini banyak: Nooran Sisters, Sunidhi Chauhan, Dev Negi, dan Aman Trikha. Selain Nooran Sisters, saya tidak mengetahui mereka semua.
Dari awal sampai akhir saya mendengarkan Butterfly. Ya, saya menangkap beberapa bait Jyoti Nooran. Ya di sana. Tetapi, sepertinya saya masih belum puas. Suara Jyoti tidak dominan. Di suatu lagu yang saya pernah dengar dan ingat itu, Jyoti sungguh dominan. Seperti di lagu Tanha Hua itu.
Di lain waktu, saya mencoba mengetikkan “Live Jyoti Nooran Jab Harry Met Sejal” di Youtube. Dari sanalah kemudian saya tahu, ternyata memang ada satu lagu yang tidak ada dalam daftar Google. Judul lagu itu adalah “Jee Ve Sohneya”.
Ketika saya klik. Bingo! Done! Sudah! Ya, lagu ini yang saya cari-cari. Suaranya sama.
Dari Tanha Hua saya terpantik dan ingat dengan lagu ini: “Jee Ve Sohneya”. Pastinya di sana tidak hanya Jyoti Nooran, melainkan pula Sultana Nooran.
Yahaan Tere Bin Patjhad Sa Hai (x2)
Tanpamu di sini, seperti musim gugur.Har Ek Mausam Hai…
Di setiap musimnyaJee Ve Sohneya Jee
Panjang umur O kekasihku!Chaahe Kisi Ka Hokar Jee
Panjang umur, tak masalah jika kau milik orang lain.
Tuntas sudah penasaran yang muncul sejak film Zero ini diluncurkan pada pertengahan Desember 2018 lalu. Pencarian ini butuh sekitar tiga hari saja.
Barangkali yang luput adalah kenapa saya tidak menggunakan aplikasi pencarian suara untuk memudahkan dalam pencarian? Perlu dicoba. Baru terpikirkan saat menuliskan satu paragraf ini.
Panjang umur buat kita semua.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
6 Februari 2019