Kendati palagan ini menjadi pengalaman pertama, Tim Kompatriot optimis masuk tiga besar. Selain presentasi hebat, barang jualannya memang luar biasa: lembaga bernama Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak). Mereka satu-satunya perwakilan dari lembaga pemerintah yang maju pada babak final ajang bergengsi 2017 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise Study (MAKE Study) 9-10 Agustus lalu di Ayana Midplaza, Jakarta.
Penyelenggara hajat adalah Dunamis Organization Services, organisasi global yang berdiri sejak 1991 untuk memberikan pelatihan di bidang pengembangan kepemimpinan dan eksekusi. Dunamis juga merupakan lembaga konsultan dan pelatihan yang memegang lisensi pelaksanaan MAKE Study dari Teleos UK.
Tak hanya MAKE Study, Dunamis juga menyelenggarakan studi Indonesian Human Capital Study (IHCS). Jika MAKE Studyfokus pada pengukuran komitmen dan kematangan pengelolaan pengetahuan dalam suatu organisasi, fokus IHCS adalah studi pengelolaan sumber daya manusia.
Baik MAKE Study maupun IHCS Award diadakan setiap tahun di Indonesia. Di antara keduanya, Ditjen Pajak baru menjajal MAKE Study. Indonesian MAKE Study sendiri telah diadakan sejak 2005. MAKE Study menggunakan delapan dimensi pengukuran, meliputi pembentukan budaya pengetahuan organisasi; pengembangan knowledge worker melalui kepemimpinan manajemen senior; pengembangan dan pemberian produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan (kemampuan inovasi); pemaksimalan nilai dari modal intelektual; serta penciptaan dan pemeliharaan lingkungan untuk berbagi pengetahuan.
Selain itu juga penciptaan dan pemeliharaan kultur organisasi pembelajar; pengelolaan pengetahuan pelanggan/pemangku kepentingan untuk menciptakan nilai dan modal intelektual organisasi; dan pengelolaan pengetahuan organisasi untuk menghasilkan nilai bagi para pemangku kepentingan.
Tahapan Lomba
Lomba MAKE Study terdiri dari tiga tahapan. Pertama, tahapan nominasi yang berlangsung pada April 2017 hingga pertengahan Juni 2017. Tahapan ini dimulai dengan penominasian perusahaan atau organisasi, penyampaian Comprehensive Organization Profile (COP) dan Form Study, serta rapat panelis.
Kedua adalah tahapan seleksi. Sejak pertengahan Juni sampai pertengahan Juli 2017, panelis akan menyeleksi seluruh peserta yang telah mendaftar. Hanya peserta dengan perolehan sedikitnya 10% suara panelis, berhak menjadi finalis MAKE Study 2017.
Tahap terakhir dilaksanakan mulai pertengahan Juli sampai awal September 2017, yakni tahapan penilaian. Para finalis harus menyiapkan bukti-bukti Knowledge Management, dilanjutkan penilaian panelis terhadap bukti-bukti tersebut, presentasi oleh para finalis, penjurian, verifikasi, survei kepada pegawai, kemudian pemberian skor.
Khusus pada sesi presentasi, para finalis harus mengirim perwakilannya sebagai panelis, presenter, dan observer. Tugas utama mereka adalah melakukan penilaian dan presentasi atas COP masing-masing finalis.
Selain Ditjen Pajak, ada sepuluh peserta lain yang bersaing dalam pengimplementasian Knowledge Management di babak final. Mereka adalah Adira Dinamika Multi Finance, Binus University, Bank Negara Indonesia, Dompet Dhuafa, Pembangkitan Jawa Bali, Pertamina, Petrokimia Gresik, Tigaraksa Satria, Tower Bersama Group, dan United Tractors.
Tujuh dari sepuluh peserta tersebut pernah memenangi ajang yang sama tahun lalu. Namun, hanya tiga peserta dengan nilai agregat tertinggi yang berhak mewakili Indonesia di tingkat Asian MAKE Award: Binus University, United Tractor, dan Rekayasa Industri.
Rencananya semua tahapan diakhiri dengan acara puncak penghargaan 2017 Indonesian MAKE Study Award pada 27 September 2017.
Tim Kompatriot
Anggota Tim Kompatriot (Knowledge Management Pajak Terintegrasi dan Otonom) adalah rekan-rekan dari Direktorat Transformasi Proses Bisnis (TPB): Iis Isnawati (Kepala Subdirektorat Pengembangan Penyuluhan) sebagai panelis, Gatot Subroto (Kepala Seksi Pengembangan Penyuluhan II) sebagai presenter, serta Muhammad Mustakim dan Arief Mukhlas Prasetya (pelaksana) sebagai observer.
Selain bertanggung jawab atas Knowledge Management, mereka juga bertugas menggiatkan berbagai subknowledge management di masing-masing direktorat yang ada di Ditjen Pajak. Tentu banyak persiapan yang dilakukan. Namun, sebagaimana lumrahnya pengalaman pertama, mereka sempat kewalahan mencari materi sesuai kriteria yang diminta Dunamis. Berkat kegigihan tim, semua kendala bisa teratasi.
Untuk mendukung Tim Kompatriot, berbagai upaya juga dilakukan oleh Direktorat TPB. Dari penyebaran publikasi Final MAKE Study ke kalangan internal Ditjen Pajak, menggali pengalaman lomba kepada Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan yang sering mengikuti lomba Call Centre, hingga yang terpenting adalah meminta dukungan moral kepada para pengelola aplikasi Knowledge Management di Ditjen Pajak.
Dari jalannya acara final serta melihat konten dan hasil presentasi COP para finalis, Tim Kompatriot optimis menang dan meraih tiga besar. Apalagi mengingat “jualan” mereka adalah Ditjen Pajak, yang terbukti memiliki keunggulan luar biasa.
Keunggulan semisal budaya pelayanan sampai penegakan hukum yang kuat; lingkup pengetahuan yang luas terkait spesialisasi profesi, keahlian, disiplin ilmu, dan bisnisnya; juga tak bisa diabaikan tugas dan fungsi yang selalu berorientasi kepada wajib pajak, sumber daya manusia, dan para pemangku kepentingan.
Ditjen Pajak mengikuti lomba ini bukan tanpa maksud dan tujuan. Setidaknya, Ditjen Pajak bisa mendapatkan patokan strategi implementasi pengelolaan pengetahuan dari lembaga-lembaga berbasis pengetahuan (seperti para finalis tahun-tahun sebelumnya), yang telah mendapat manfaat dari penerapan pengelolaan pengetahuan.
Tujuan lainnya adalah mendorong pengembangan sistem pengelolaan pengetahuan yang terintegrasi di Ditjen Pajak. Juga membangun kesadaran dan mendorong para pimpinan untuk membentuk modal intelektual melalui transformasi individu/organisasi, yang menghasilkan produk/jasa/solusi berkualitas dan bernilai tinggi bagi organisasi.
Apresiasi dan dukungan patut kita berikan kepada Tim Kompatriot dalam memenangkan kompetisi ini, serta menjadi salah satu wakil di tingkat yang lebih tinggi: 2017 Asian MAKE Study. Pun, jika hasilnya positif, Direktorat TPB berinisiatif mengusulkan direktorat lain yang terkait sumber daya manusia, agar dapat mengikuti lomba IHCS yang akan datang. Semoga.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
Intax Edisi 8/2017