sajak gagal
ada huruf yang gagal menjadi kata
ada kata yang gagal menjadi kalimat
ada kalimat yang gagal menjadi alinea
ada alinea yang gagal menjadi puisi, prosa,
dongeng dan seribu ucap
dari mulut-mulut lancang
berbusa dan penuh dusta
di akhir malam
makanya aku menjadi gagu
lalu aku sobek pagi dan keheningannya
dengan meminum seribu tetes embun yang tersaji
di daun-daun pohon rambutan dan rumput-rumput tetangga
menaruh butiran cahaya di atas kepala
dan hangatnya terasa di ubun-ubun
hingga menembusnya dalam-dalam
lalu aku kehilangan memori tentangmu
padahal sudah berbilang waktu
aku menaruh jariku di atas bak tinta biru dan kertas putih
bertuliskan statemen-statemen lara
kalau aku tiada daya menjadi amnesia
tapi kau tetap memaksaku
dengan kata yang menjadi cambuk
mendera punggung
sakitnya tiada terkira
kala itu di atas roda-roda baja
yang berputar tak pernah bosan
kecuali masinisnya yang punya kemauan
dan sepasang rel yang enggan
untuk berpisah 1 senti pun
aku terhenyak memejamkan mata
dan menaruh kepala di jendela
mengusir setiap warna dan benang
yang terpilin menjadi kain yang kau pakai saat itu
mengusir setiap uluran sendok dan garpu
ditambah dentingannya yang mengamuk
setiap rintihan angin yang menggigit-gigit kuduk
dan setiap irama yang kau perdengarkan
atau bola mata yang terkesiap ke atas
saat kau tertawa
dan aku tetap tak bisa menjadi orang gila
yang berpura-pura gila, setengah gila
atau gila yang nol
dan bagaimana aku bisa menjadi abai
untuk tiga huruf k a u
ketika aku mencoba menghitung debit air Pesanggrahan
yang mengalir di depan rumah
lagi-lagi banyak yang terkirim kepadaku
kata-kata dan gambar-gambar serupa sajak-sajak
di dhuha yang meronta-ronta
sejak itu aku menjadi tawananmu
dalam penjara tarik ulur
dan ketika kau buka pintu gerbangnya
aku tak mau keluar
karena aku adalah pesakitan seumur hidupku yang renta
ada yang gagal menjadi satu huruf pun
detik ini
untuk menjadi lupa
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
06.53 12 Juni 2011
Mencoba berkomentar di wordpress, dengan Twitter. Anda berkomentar di WP dengan memakai identitas Twitter.
LikeLike
wuuiiihhhh. sumpeh puisinya bgus bgt. awalnya biasa aja makin kebawah keren. di tunggu karya berikutnya.
LikeLike
wuuiiihhhh. puisinya keren.sumpeh diawal sih biasa aja tpi semakin kebawah ehmmmm jempol dech
LikeLike
terima kasih. ^_^
LikeLike
assalamualaikum… yap keren kali…
LikeLike
^_^
LikeLike