Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong: Kedegilan yang Serba Tanggung


Buku Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong sampai di rumah kurang dari enam jam sejak dipesan di lokapasar. Di luar ekspektasi saya.

Sepulang dari kantor dan menjumpai buku itu, saya langsung membacanya di ruang tamu. Buku “radikal” dan di luar kebiasaan sepanjang pergaulan saya di dunia perbukuan. Tanpa kata pengantar, tanpa daftar isi, tanpa judul bab, tanpa prolog, tanpa epilog, tanpa ilustrasi. Tanpa basa-basi. Hanya ada isi dan lembar tentang penulis.

Continue reading Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong: Kedegilan yang Serba Tanggung

Setiap Anjing Boleh Berbahagia, Apalagi Aku


 

Apalagi setelahnya?

Si Tokek memberinya selembar foto. Foto gadis yang sama, yang ditempel di langit-langit kabin truk. Gadis itu telah bertambah besar. Berbeda dengan foto-foto sebelumnya, yang semuanya selalu dibawakan oleh Si Tokek, kali ini di balik foto tersebut ada tulisan. Tulisan tangan si gadis kecil:

 

 

Menulis itu membaca. Maka ketika kesibukan memang telah memakan waktu yang kita punya, bahkan untuk menulis pun sampai tak sempat, bagi saya itu tidak mengapa asal waktu-waktu yang lewat itu telah diisi dengan kegiatan membaca. Ini penting buat menulis dan penulis.

Baca Lebih Lanjut.