Binanto Suryono, 44 tahun, menyeruput kopi hitam dari cangkir yang ada di depannya. Ia menceritakan kalau dirinya baru dipindahtugaskan sebagai Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Tiga, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman sebulan lalu.
Sebelumnya Binanto menjadi Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tuban. “Fungsi kehumasan di kantor pajak daerah ya ada di seksi ini,” kata Binanto dalam obrolan pagi itu di Yogyakarta pada Selasa, 22 Oktober 2019.
Menurutnya, fungsi kehumasan baru dilihat oleh para pemangku kepentingan sebatas pemadam kebakaran kalau terjadi masalah. “Seharusnya dipandang sebagai tukang taman yang mampu memberikan kesegaran dan menarik banyak orang,” ujar Binanto sambil mengaduk kopinya. Buih putih bermunculan di permukaan.
Binanto menjelaskan, yang paling riskan dalam fungsi itu adalah menjalin hubungan baik dengan media karena terkait mitigasi risiko yang mengancam reputasi Direktorat Jenderal Pajak. “Kantor kami di Tuban mengumpulkan para wartawan lokal dan online untuk sekadar ngopi-ngopi bareng dan makan martabak,” tutur Binanto.
Dari sana, Binanto menambahkan, kantor pajak kemudian menyelipkan materi-materi pajak yang perlu diketahui para awak media. Melalui acara itu, kantor pajak Tuban bisa menjalin silaturahmi lebih erat dengan para wartawan dan mereka secara sukarela menjadi corong Direktorat Jenderal Pajak. “Bahkan mereka turut memberikan informasi kepada kami tentang masyarakat yang belum membayar pajak dengan benar,” lanjutnya.
Hubungan baik itu akhirnya membawa manfaat banyak. Setidaknya di saat menghadapi wartawan yang tidak jelas identitasnya. Binanto punya akal. Ia memotret tanda pengenal yang diberikan wartawan itu kemudian melemparkannya ke grup percakapan yang diisi oleh para wartawan setempat. “Kalau terkonfirmasi sebagai wartawan tak jelas, mereka akan bilang ‘cuekin aja boss, itu wartawan bodrek’,” pungkas Binanto.
***
Riza Almanfaluthi
Dedaunan di ranting cemara
22 Oktober 2019