Mitsubishi Strada Triton 4×4 membelah jalanan Mukomuko pagi itu. Mobil berkabin ganda dengan paduan warna yang mencolok mata: kuning dan hitam. Tulisan besar mendominasi sisi kanan, kiri, dan belakang mobil: Tarif Turun!
Kendaraan dinas yang berhasil menyita perhatian masyarakat Mukomuko ini merupakan Mobile Tax Unit (MTU) milik Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Argamakmur. Beberapa Account Representative berada di dalamnya.
Rencananya mereka hendak menyampaikan surat imbauan kepada penyuplai tandan buah segar kelapa sawit dan melakukan kunjungan kepada wajib pajak potensial di Mukomuko.
Mukomuko merupakan ibu kota Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Daerah ini merupakan salah satu dari tiga wilayah kerja KPP Pratama Argamakmur, selain Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.
Sedangkan Arga Makmur adalah kota kecamatan dan ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara. Lokasi kantor KPP Pratama Argamakmur sendiri berada di Kota Bengkulu.
“MTU ini merupakan salah satu program unggulan kami di KPP Pratama Argamakmur. Wilayah kerja kami memiliki kendala geografis cukup menantang,” kata Kepala KPP Pratama Argamakmur Mawad Sri Basoeki kepada Intax akhir Desember 2018 lalu.
Menurut Mawad, wilayah kerja KPP Pratama Argamakmur yang membentang di sepanjang Pantai Barat Sumatera membutuhkan daya jelajah penyuluhan yang tinggi. “Ini mengingat banyak wilayah yang tidak terjangkau oleh layanan kami di KPP Pratama Argamakmur, Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan Mukomuko, maupun Pos Pelayanan Argamakmur,” terang Mawad.
Daerah-daerah yang jauh itu antara lain seperti Penarik, Ipuh, Ketahun, Lubuk Pinang, dan Taba Penanjung. Karena itulah Mawad menginstruksikan agar Tim Penyuluh maupun Account Representative dapat secara rutin melakukan jemput bola layanan bekerjasama dengan KP2KP. “Baik untuk konsultasi, sosialisasi, maupun terkait pelaporan dan pembayaran. Untuk pembayaran ini kami bekerja sama dengan bank setempat,” jelas Mawad.
MTU menjadi salah satu solusi untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat. Kebetulan KPP Pratama Argamakmur juga sedang dalam proses penilaian lomba kantor percontohan tingkat Kantor Wilayah DJP Lampung dan Bengkulu, maka Mawad meminta ada mobil dinas operasional kantor yang bisa dijadikan MTU sebagai bentuk inovasi penyuluhan.
Pilihan MTU ada pada dua kendaraan dinas yaitu Mitsubishi Strada dan Toyota Kijang. Mengingat kontur wilayah KPP Pratama Argamakmur yang cukup sulit dan tahun pembuatan kendaraan yang masih baru, pilihan jatuh pada Mitsubishi Strada.
Mobil berwarna hitam yang menjadi kendaraan operasional Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan ini segera dipoles ulang. Desain mobil mulai dirancang pada Agustus 2018 oleh salah satu pelaksana di Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan Ikhwan Catur Rahmawan. Ikhwan termasuk anggota Tim Kreatif Materi Penyuluhan yang dibentuk oleh Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Mayarakat, Direktorat Jenderal Pajak.
Ikhwan menyodorkan desain itu kepada atasannya Kepala Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan M. Nuruddin yang langsung meneruskannya kepada Mawad. Mawad menyetujui desainnya dan meminta agar mobil itu segera dipoles.
Desain rancangan Ikhwan mengikuti kampanye yang sedang digencarkan Direktorat Jenderal Pajak saat itu yakni penurunan tarif pajak untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ini terkait Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2018.
“Tujuannya agar tercipta awareness dari masyarakat yang melihat mobil itu. Ingin masyarakat menjadi penasaran dan timbul pertanyaan tarif apa yang turun,” kata Ikhwan.
Di masa kampanye program pemerintah itu, Mawad memaksimalkan penggunaan MTU. Selain sebagai sarana pelaporan surat pemberitahuan (SPT), pendaftaran wajib pajak, dan penyuluhan ke Bendahara Desa mobil itu juga digunakan sebagai sarana penyebaran brosur penurunan tarif pajak.
Mobil berstiker kuning dan hitam itu menjadi bentuk siar yang cukup menarik perhatian masyarakat wajib pajak di wilayah kerja KPP Pratama Argamakmur yang pada umumnya pedesaan. Murah meriah dan paling tepat sasaran.
“Dengan warna mencolok, ketika mobil itu nongkrong di pasar-pasar desa, balai desa, kecamatan, kelompok pengumpul dan petani, maka iklan pajak akan mudah diingat dan terasa lebih dekat dengan masyarakat,” ujar Mawad.
Mawad menyadari wilayah perkebunan dan pertanian menjadi wilayah paling dominan di area kerjanya, di mana para pengumpul, petani kelapa sawit, maupun petani karet kurang tersentuh media elektronik, cetak, maupun baliho dan spanduk yang hanya ada di beberapa titik.
“Mobil keliling itulah bentuk iklan penyuluhan yang paling mudah diingat. Nah, mobil keliling yang cukup mencolok kiranya akan jadi daya tarik tersendiri bila turun ke desa-desa atau wilayah kerja di area perkebunan,” kata Mawad.
Pemolesan dengan stiker itu tidak sia-sia. KPP Pratama Argomakmur didaulat sebagai juara pertama lomba kantor percontohan terbaik Kantor Wilayah DJP Lampung dan Bengkulu.
Dari nilai yang terkumpul, KPP Pratama Argamakmur mendapat nilai tertinggi inovasi dalam aspek pelayanan, penyuluhan, dan teknologi informasi. Mobil Toyota Kijang yang semula menjadi alternatif MTU juga menjadi poin yang dinilai. Mobil itu diubah menjadi mobil coffee tax yang diparkirkan di samping gedung kantor. Mobil itu dibuka untuk melayani wajib pajak yang berkunjung. Kepada mereka disediakan kopi gratis.
Mawad dan tim pada dasarnya sedang mempraktikkan ilmu pemasaran. Tujuan utama dari strategi pemasaran ini adalah untuk membuat pelanggan tertarik dan membeli produk atau memakai jasa layanan. Syaratnya adalah branding itu harus memperhatikan budaya dan tradisi setempat, memiliki desain yang tak biasa dan menarik, serta menyedot perhatian.
MTU Tarif Turun! Setengah Persen Sepenuh Hati sebagai vehicle branding mampu menjadi alat pemasaran yang efektif. KPP Pratama Argamakmur membuktikannya.
Desainnya berdaya memindai karakter dan tingkat pendidikan masyarakat agraris Bumi Rafflesia sehingga pendekatan yang dipakai adalah pendekatan yang pelan dan sesederhana mungkin. Paling tidak ada pesan yang sampai terlebih dahulu secara visual kepada mereka.
Secara kuantitatif, pendekatan KPP Pratama Argamakmur selama 2018 berhasil memasukkan 4000-an lebih wajib pajak baru ke dalam sistem perpajakan nasional.
Tidak berhenti di titik itu, saat ini, KPP Pratama Argamakmur sedang mempersiapkan diri untuk maju dalam proses penilaian kantor percontohan tingkat nasional. [Rz]
Riza Almanfaluthi
Artikel ini ditulis untuk dan telah dimuat pertama kali di Intax Edisi Desember 2018.