Siang itu, di Semarang yang sedang rindu belaian hujan, di sebuah persimpangan jalan, kelimunan orang membuat jalanan sedikit tersendat.
Seperti kebiasaan kebanyakan dari kita saat melihat kerumunan, itu membuat tanda tanya, membuat penasaran, dan berhenti. Driver ojek online (Ojol) yang saya sewa jasanya itu pun demikian.
“Pak, ada apa?” tanyanya kepada pengendara motor yang sudah berhenti sebelumnya.
“Ada Uang Kaget,” katanya.
Driver Ojol itu kemudian langsung menjelaskan kepada saya sebuah program reality show di sebuah stasiun televisi.
Ternyata, tidak seberapa jauh dari sana, ada sosok laki-laki berpakaian jas tuksedo hitam, berdasi kupu-kupu, dan bertongkat sedang dikerumuni orang-orang untuk diminta berfoto bersama.
Wajahnya klimis dengan peluh di dahi. Kali ini ia tanpa memakai kacamata hitam, topi hitam tinggi, dan cambangnya. Tetapi ia masih dengan sabar melayani orang-orang di sekitarnya untuk berfoto bersama.
Pak Driver langsung menghentikan motornya, lalu berkata kepada saya, “Pak, sebentar ya, Pak. Saya mau selfie dulu.”
Tanpa meminta persetujuan dari saya, ia langsung berhenti, menstandarkan motornya, dan bergegas menuju ke laki-laki yang saya kira adalah pemeran dari pemberi uang dalam acara “uang kaget” itu. Saya tak mengenalnya.
Kebetulan saya tidak buru-buru menuju tempat tujuan. Saya memberikan kesempatan kepadanya untuk berfoto-foto dengan artis itu. Barangkali itu adalah kesempatan langka.
Saya bahkan mengambil peluang untuk menangkap gambar mereka. Beberapa kali ia mengambil pose. Lalu kembali ke saya dengan senyum yang mengembang.
Sebelum ia melaju, ia menyempatkan diri membuka aplikasi Whatsapp dan mengirimkan foto selfie-nya entah kepada siapa. Barangkali juga kepada anak dan istrinya. Atau sebuah grup.
Sambil melajukan kembali motornya, ia lalu bercerita tentang kehidupan pesohor itu. Bahkan ia tahu kabar tentang rumah tangganya segala. Wow.
Iya Pak. Menjadi pendengar yang baik dari ceritanya atau menyisihkan waktu agar ia bisa ber-selfie ria barangkali membuatnya bahagia. Bahagia yang barangkali juga kita tak punya. Karena bahagia bukan dari banyaknya benda dan atribut yang ada pada diri kita.
Demikiankah?
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
19 September 2018.