Life Hack ke-13: Kecerdasan ala Howard Gardner



Artikel ini merupakan subbab ke-13 yang ada di buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang, sekaligus di dalamnya berisi life hack ke-13.

Namun, praktik pengajaran Bu Mus dan “stadium general” Pak Harfan berpijak pada prinsip yang tidak menyeragamkan standar kecerdasan anak. Semua murid diberi keleluasaan mengembangkan minat, potensi, dan bakat masing-masing.
(Asrori Karni-Laskar Pelangi: The Phenomenon)

Awalnya saya mengira kalau harga tiket pesawat dari Medan ke Jakarta atau sebaliknya akan mahal jika menjelang mudik atau balik lebaran saja, ternyata itu salah. Bahkan harga tiket pesawat ikut-ikutan mahal ketika satu minggu menjelang Ramadan serta bertepatan dengan liburan sekolah. Saya sampai kehabisan tiket pulang dari Jakarta ke Medan pada hari Ahadnya. Terpaksa saya izin tidak masuk satu hari kerja di hari Senin untuk bisa kembali ke Tapaktuan.

Baca Lebih Banyak

IKJ atau ITB?




“Nanti ada lomba cipta puisi. Siapa di kelas ini yang mau ikut?” tanya ustazah kepada murid-muridnya.

“Kinaaaaan!!!!” serempak semua murid tanpa dikomando berteriak menyebut satu nama.

Baca Lebih Banyak

Tiga Hal yang Disodorkan Buku Ini, Sebuah Kata Pengantar


Mencatat dan menuliskan kembali perjalanan hidup dalam gaya tulisan yang mudah dipahami sehingga membuat pembaca dapat mengambil hikmahnya adalah keunggulan yang dimiliki oleh Riza.

Riza menulis buku yang menceritakan perjalanan hidupnya ketika ditugaskan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tapaktuan, Aceh Selatan, Aceh. Tapaktuan memang salah satu daerah yang relatif jauh dari kota-kota besar. Jauh dari Banda Aceh, jauh pula dari Medan. Pegawai yang bertugas di sana sangat mungkin merasa berat dengan kondisi ini. Saya memahaminya karena saya pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah DJP Aceh periode Februari 2021—November 2024. Continue reading Tiga Hal yang Disodorkan Buku Ini, Sebuah Kata Pengantar

Daftar Isi Buku Matanya Bukan Mata Medusa: 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang


Membuat bubur kacang hijau di tanah rantau yang jauh dari mana-mana itu adalah sebuah kemenangan kecil buat saya. Ini pengalaman yang sangat luar biasa. Dan ingat, hargailah selalu setiap kemenangan-kemenangan kecilmu karena itu menambah kepercayaan dirimu, karena itu menghargai proses, dan karena itu awal dari kemenangan serta keberuntungan berikutnya.

Sebuah cerita dari sekian cerita yang ada di dalam buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang. Buku yang merangkum 41 kiat-kiat jitu bertahan hidup jauh dari keluarga, tetap berpikir positif, menghadapi banyak orang dan permasalahan, menerima kedukaan bertubi-tubi, dan diselamatkan dari segala musibah.

Kiat-kiat jitu itu ternyata tidak jauh-jauh amat, ada di sekitar kita, bahkan ada di dalam isi kepala kita. Manusia sudah dipersenjatai dari ribuan tahun lalu untuk bisa bertahan hidup di segala kondisi. Buku ini adalah borang yang mengumpulkan senjata itu.

Daftar isinya sebagai berikut:

Pemesanan buku langsung di https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

Sinopsis Buku: Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang


 

Berulang kali saya dihubungi oleh CEO Maghza Pustaka Mas Iqbal Dawami untuk memastikan kapan penerbitan buku di tahun 2024 ini.

Berulang kali juga saya bilang ketidaksiapan saya. Terkait membereskan naskah kotor saya. Ketika naskah sudah siap pun, saya masih tak menyanggupi untuk segera menerbitkannya. Bahkan ketika buku sudah siap edar pun sama. Saya tunda peluncurannya karena satu dan lain hal.

Banyak sekali sesuatu di luar itu yang butuh fokus saya. Utamanya tentu pekerjaan di kantor baru itu. Barulah di minggu kedua di bulan Agustus ini, ketika tugas terakhir yang diamanahkan kepada saya selesai, saya baru bisa memikirkan ini.

Dan tahu tidak ….

Hari ini, Ahad, 11 Agustus 2024, Koran Tempo menyajikan artikel dengan judul Sastra Cetak Bertahan dari Maraknya Ruang Digital.

Saya mengutip paragraf pertama artikel tersebut:

“Awan gelap tengah menggelayuti dunia buku sastra cetak Indonesia. Buku sastra cetak mengalami kemerosotan penjualan dalam beberapa tahun terakhir. Menukil data Ikatan Penerbit Indonesia atau Ikapi, penjualan buku baru dari jaringan toko buku terbesar Indonesia, Gramedia, pada 2017 masih ada 15 ribu judul baru yang dijual. Pada 2018 dan 2019, jumlah judul buku baru yang dijual turun tipis menjadi 14 ribu dan 13 ribu.”

Namun, buat saya satu tambahan lagi selain pajak: soal inflasi.

Buku dapat dipesan melalui tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

Salah satu hal yang mengusik penulis dan penerbit buku adalah inflasi. Inflasi nyata adanya di dunia literasi. Orang sinting mana yang mau menerbitkan buku di zaman ini, di tengah segala apa saja naik? Barangkali ketika ekosistemnya semua mendukung, generasi Z dan Alpha menjadi mayoritas kelas menengah, buku akan diterbitkan secara eletronik.

Kali ini, menjelang peringatan hari ulang tahun ke-79 Republik Indonesia, buku nonfiksi Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang terbit meningkahi inflasi dan segala keterbatasan. Bismillaah.

Berikut sinopsisnya:

Waktu itu senja, di sebuah warung kecil di tepian pantai yang berada di atas teluk berair tenang. Perempuan seperti bulan dan berjilbab rapat itu—yang duduk di bangku sebelah kami–bangkit menuju belakang warung dan tak lama kemudian ia sudah berkaus putih, bercelana pendek merah, tanpa jilbab yang terbang entah ke mana, memperlihatkan pendek rambutnya, lalu bersalto menceburkan dirinya ke laut.

Cerita di atas menjadi salah satu fragmen dalam buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang.

Buku yang menawarkan 41 trik kehidupan yang praktis dan inspiratif, dibalut dalam cerita dan diambil dari pengalaman nyata penulis selama di negeri orang. Temukan cara berdamai dengan waktu, menjalani hidup di tanah perantauan, dan meraih kebaikan yang tak terduga.

Trik-trik itu sebenarnya ada di sekitar kita, dekat sekali, sering tak terlihat namun sangat berharga. Buku ini akan membuka mata bahwa trik kehidupan adalah cara pandang dan pendekatan yang bisa mengubah hidup. Temukan rahasia untuk hidup lebih baik dan lebih bijak, di mana pun berada.

  1. Jenis buku: Nonfiksi
  2. Kategori: Pengembangan Diri, Cerita Perjalanan
  3. Penerbit: Maghza Pustaka
  4. Tahun terbit: 2024
  5. Cetakan: Pertama, Agustus 2024
  6. ISBN: 978-623-5286-57-0
  7. Jumlah hal.: xii + 260 halaman
  8. Dimensi buku: 14 cm x 20,5 cm
  9. Kover: Softcover
  10. Harga Normal: Rp95.000,- (di luar ongkos kirim)
  11. Tersedia paket bundel dengan harga yang lebih hemat lagi.

Cermin pengetahuan ini dapat diperoleh di https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

 

 

Seragam Rabu


Ada ibu-ibu terburu-buru mengejar KRL di Stasiun Pondok Ranji. KRL belum beranjak. Pintunya masih terbuka. Namun, suara masinis dari pelantang suara yang memperingatkan pintu akan segera ditutup terdengar. Karena melihat enggak ada yang lowong di setiap pintu KRL, ia ragu untuk masuk atau tidak.

Aku yang persis berada di barisan depan di pintu KRL itu langsung memberi isyarat kepadanya yang berarti: “Ke sini, Bu.” Aku menggeser tubuh ke belakang untuk memberi tempat buat kakinya berpijak. Ia memahami isyarat itu dan masuk.

Baca Lebih Lanjut

Puding Merah Muda


Bersama anak-anak yatim di Lembaga Amil Zakat Nasional Mizan Amanah, Rawajati, Jakarta Selatan.

Seusai saya mengajar melalui MS Teams, salah seorang anggota tim saya masuk ke dalam ruang kerja. Ia menyerahkan kantong merah. “Pak, kurir menitipkan ini di resepsionis untuk diberikan kepada Bapak,” katanya.

Saya menerimanya. Kantong itu terasa sekali massa bendanya dan berisi dua kotak yang saya tak tahu isinya apa. “Dari siapa, Mas?” tanya saya.

Baca Lebih Lanjut

Setelah 1000 Harimu


Roda pesawat mendarat di bandara yang namanya mengingatkanku padamu dan pada sepasang kelopak mata yang sering melahirkan aku, telaga, dan kata-kata. Atau sepasang ingatan yang kerap pudar karena takut pada hujan yang jatuh dan melunturkan warna pada dua sayap berwarna merah, kuning, hijau, dan kelabu. Di tanah gembur sawah bertumbuhlah padi dan segala engkau yang tak menyerah untuk keluar menyambut pagi, dengan tikus dan ular kembali ke sarangnya setelah adu akting di dramanya masing-masing, atau keong mas yang lapar terus menerus mencatat ribuan telur merah muda seperti tengkulak di masa panen. Sampai jualah kita di ujung cerita, tak tampak kucari fotomu di belantara binari, tak satu pun, tak ada. Sampai jualah fotomu itu, kudapatkan dari seorang teman yang menyerahkan buku Yasin, setelah 1000 harimu.

**
Riza Almanfaluthi
10-12-1445
Gambar dari media.cntraveler.com

Propaganda israel dalam ChatGPT


Dalam sebuah komentar atas sebuah postingan di akun Instagram Arab Saudi dan Indonesia, salah satu warganet menyalahkan Hamas yang membuat warga Palestina terbunuh sebanyak 32 ribuan orang dan melukai 78 ribuan orang lainnya. Bahkan warganet tersebut menyebut Hamas sebagai organisasi teroris.

Penyebutan tersebut tentunya keliru karena beberapa hal. Pertama, sebutan Hamas sebagai organisasi teroris dari seorang muslim (saya memastikannya demikian) adalah sebuah sebutan yang terburu-buru dan tidak layak diucapkan. Fitnah ini akan dituntut dan berat pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Sabda Nabi Muhammad saw., “Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (HR. Bukhari).

Continue reading Propaganda israel dalam ChatGPT

Putu Buku Mengulas Seseloki Seloka di Pinggir Selokan


Mas Nugroho Putu Warsito adalah penyair sekaligus ASN Kementerian Keuangan dan pemilik akun Youtube Putu Buku. Spesialisasi kontennya adalah mengulas buku dan membaca puisi.

Salah satu konten yang baru-baru ini terbit adalah ulasan terhadap sajak-sajak saya dalam buku Seseloki Seloka di Pinggir Selokan.  Bagaimana komentar dan pendapatnya tentang buku sajak itu silakan ditonton saja.

Lebih detail tentang buku saya itu bisa dicari dalam menu pencarian dalam blog ini dengan kata kunci “Seseloki Seloka”. Salah satunya bisa dibaca dalam tautan berikut Di Balik Layar Seseloki Seloka di Pinggir Selokan.

Pembaca juga bisa melihat-lihat beragam buku saya pada menu tautan berikut Linktree.

***
Riza Almanfaluthi
20 Mei 2024