
Olahraga itu tidak penting.
Pemikiran sebagian orang demikian adanya. Oleh karena itu, mereka tidak mau menyisihkan waktunya untuk berolahraga. Atau sebenarnya mereka memahami pentingnya olahraga, tetapi tidak melakukan aksi apa pun karena tidak merasakan efek olahraga itu buat mereka.
Mereka ingin efek olahraga bisa dirasakan langsung dan seketika. Padahal, sebagaimana obesitas tidak berasal dari makan yang berlebih dalam semalam, olahraga pun demikian adanya. Tak akan mampu membuat badan kita kurus dalam semalam.
Baca: Puluhan Testimoni Pembaca Buku Sindrom Kursi Belakang
Baca juga: Review Buku Sindrom Kursi Belakang, Tak Setetes Pun Air Mata
Baca: Daftar Isi Buku Sindrom Kursi Belakang
Namun, yakinlah, sekecil apa pun upaya kita dalam berolahraga akan memberikan efek nyata buat tubuh. Ini kalau kita memahaminya dalam perspektif Atomic Habbit-nya James Clear. Ia menulis demikian: perubahan yang dihasilkan pada suatu hari tertentu mungkin terkesan kecil, tetapi dampak yang terjadi setelah berbulan-bulan dan bertahun-tahun kemudian bisa dahsyat. Ini berlaku untuk setiap kebaikan atau keburukan yang kita lakukan terus-menerus dan terakumulasikan.
Dalam rumus matematika, James Clear menggambarkannya dengan 1% lebih baik setiap hari selama setahun, akan menjadi 37,78 lebih baik di penghujung tahun. Jika 1% lebih buruk setiap hari dalam setahun, akan menurun hampir menjadi nol, tepatnya 0,03. Sebenarnya dalam bahasa yang lebih mudah dipahami, James Clear juga menawarkan konsistensi. Segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten akan memiliki impak perubahan.
Jadi, olahraga apa pun yang kita lakukan sudah pasti akan mampu memberikan perubahan buat kita. Sekecil apa pun, perubahan itu sedang terjadi, minimal dalam tingkat sel atau yang disebut oleh Harry Freitag Luglio Muhammad sebagai perubahan di level molekuler.
Ilustrasi yang digambarkan Harry sebagai berikut. Saat terjadi pengaruh dari makanan ataupun latihan fisik, DNA bereaksi dengan mencetak RNA (Ribonucleic Acid). RNA ini membawa pesan genetik yang akan diterjemahkan dalam bentuk protein yang akan beredar dalam tubuh dan sistem seluler. Salah satu peran protein adalah menjadi sinyal yang memengaruhi beragam perubahan dalam tubuh seperti pertumbuhan otot atau perbaikan mitokondria. Yang disebut terakhir ini adalah organel sel yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pernapasan sel pada makhluk hidup.
Jadi, perubahan di tingkat molekuler itu sudah jelas terjadi pada saat kita berolahraga. Kita tinggal memilih jenis olahraga mana yang membuat ledakan perubahan itu terlihat efektif. Namun itu soal lain, terpenting adalah segala olahraga, latihan fisik, aktivitas, tidak mager pasti memberikan efek perubahan.
Baca: Mengapa Dipergilirkan. Pasti Ada Maksud dan Tujuannya. Ulasan Buku Sindrom Kursi Belakang
Baca juga: Testimoni Seorang Bibliophagist
Memulainya Bagaimana?
Untuk memulai beraktivitas itu membutuhkan niat yang kuat. Kita tak bisa mengabaikan soal niat ini karena niat memegang peranan penting untuk menjalani olahraga. Sederhananya niat akan menguatkan kita menyelesaikan aktivitas itu.
Contoh yang biasa kita alami adalah pada saat puasa. Kalau di hari itu kita tidak niat berpuasa, kita akan merasakan lapar yang luar biasa di saat jam sarapan atau makan siang. Namun, sebaliknya. Kalau kita sudah berniat, kita bahkan bisa berpuasa tanpa sahur sampai waktu azan Magrib tiba.
Niat itu memancing kesadaran sel untuk ikut menguatkan. Oleh karena itu, daripada aktivitas fisik kita tidak memiliki makna apa-apa, lebih baik kita mengikutsertakan niat itu pada awal beraktivitas.
Perjalanan ke kantor menggunakan transportasi publik atau kendaraan pribadi sudah pasti membutuhkan aktivitas fisik. Dengan sedikit upaya menghidupkan niat, aktivitas itu akan menjadi aktivitas olahraga alih-alih hanya lelah yang didapat. Dengan niat itu, sel-sel atau semesta molekuler bersiap dalam moda untuk menghasilan RNA, siap untuk menghasilkan protein yang mengirimkan sinyal perbaikan, sinyal perubahan.
Jangan remehkan niat, sekecil apa pun perbuatan baik itu. Jangan menyerah dengan situasi di saat kita sepertinya merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan olahraga yang sedang kita jalani. Yakinlah, perubahan itu sedang terjadi.
Selamat beraktivitas, selamat berolahraga.
***
Riza Almanfaluthi
20 Februari 2024
Memesan buku Sindrom Kursi Belakang di tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi