menunggu jawab
di dalam kereta
yang lari berderit-derit
di pinggir jendela
dengan hitam menganga di kaca
kau kelanakan pikiran
pada pelangi angan
bertopang pada sebelah tangan
meneguhkan keberadaan diri
ada gumpalan tanya
menggelembung di labirin memori
menyumbat jawab hingga
mengering, sekarat, dan mati
adakah?
mengapa?
dan untuk apa?
untuk itu aku mengunci kata
menjadi patung pinggir jalan
tak berdaya
susah untuk bicara
aku tahu engkau tahu
kilatan daun lontar setiap sore
adalah jawab sesungguhnya
jika engkau mengerti
ya jika kau mengerti
*****
riza almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
21.46 11 Februari 2011