Lomba Baca Puisi Hori ke-78: Keragaman Interpretasi dan Gaya Membaca yang Sangat “Mereka


Kinan Fathiya Almanfaluthi pernah meminta kepada saya untuk menciptakan satu puisi. Niatnya, puisi itu akan dimusikalisasi dan dibacakan dalam lomba pencarian bakat di sekolahnya.

Puisi itu saya beri judul Kau Bukan Pecundang yang Bisa Ditemui di Setiap Lampu Merah. Singkat cerita, mereka menang lomba. Dari berbagai testimoni yang Kinan dengar dari guru dan teman-temannya dan diceritakan kembali kepada saya, puisi itu sangat menggugah. Oke, terima kasih.

Puisi ini pula yang menjadi pilihan—bersama enam puisi lainnya—untuk dibacakan oleh para peserta yang mengikuti Lomba Baca Puisi Hari Oeang ke-78. Berikut puisinya:

Waktu menjadi pelari
yang tak bisa dikejar oleh siapa
Tetapi kau berkarib, merdeka,
dan menjadi pejuang

di setiap sore, orang lalu lalang
membawa pulang lelah dan cemas
kau berpangkat dua, membawa
harap dan cita pada masa depan

setiap pahlawan adalah mereka
yang berkorban, menjadi lilin
dengan tubuh menghilang dan
menawarkan terang pada gulita

kau mestinya salah satunya,
tetapi semua ia yang menghirup
napas, menyebutmu sekadar
pecundang yang bisa ditemui
di setiap lampu merah

Gelap meluruhi bentala, kau
masih berkeras untuk tak menyerah
pada nasib, kantukmu tak kau
hiraukan, sampai hanya sedikit
jam menjadi tidurmu yang lama.

Para penyair dari zaman dahulu,
pernah memberi nasehat: Tuhan
tak pernah tidur, Tuhan melihat
siapa hamba yang paling baik amalnya.

Kusimpan catatan penyair itu,
Kupasang di atas dinding dekat
meja belajar, aku selipkan dalam
doa, karena kau memang makhluk
terindah yang pernah dilahirkan di
muka bumi: perempuanku,
perempuanmu, perempuan kita.

Dari 85 peserta lomba, 26 di antaranya membacakan puisi di atas. Bahkan tiga dari 26 peserta itu masuk 10 besar untuk kemudian dinilai oleh M Aan Mansyur, pencipta puisi Tidak Ada New York Hari Ini.

Penyair dari Direktorat Bea dan Cukai Kang Undani berkomentar: “Menarik buat saya karena most favorite puisinya ternyata puisinya akang @Riza Almanfaluthi, padahal menurut saya pribadi, tingkat kesulitannya tinggi ketika dibacakan. Yang terjadi adalah keragaman interpretasi dan gaya membaca yang sangat “mereka”. Alhamdulillaah, saya bisa tenggelam di dalamnya, menyelami nutrisi puisi kalau (kata) Kang Mas @Nugroho PUTU.”

Mas Tikno dari Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan turut berkomentar: “Puisi-puisi yang dibacakan dari Pak Undani juga ada yang oke. Kebanyakan yang menantang memang puisi Pak Riza sih. Ada juga puisi Mas Dimas yang pembacaannya asyik banget, Jawa banget.”

Berikut 26 peserta yang penampilannya bisa dilihat langsung di Instagramnya masing-masing.

  1. Wifda Indriani
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
2. Faizah Nur Afifah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

 

3. Awalluddin Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
4. Dedy Hermawan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
5. Stefanus Wahyudi  Direktorat Jenderal Pajak
6. Syahrul Sidiq Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan
7. Didik Yandiawan Direktorat Jenderal Pajak

https://www.instagram.com/reel/DBJXAOHRAEm/?igsh=c21yYWpmd3RxY3gx

 

8. Rozi Fahlepi Direktorat Jenderal Pajak
9. Rudi Kurniawan Direktorat Jenderal Pajak
10. Puguh Hermawan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

 

11. Nisrina Hanin Direktorat Jenderal Pajak
12. Sunardi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

https://www.instagram.com/reel/DBKmG9fMbcQ/?utm_source=ig_web_copy_link

 

13. Fakhrul Islam S Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
14. Aditya Rahmat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
15. Anggun Abrina Direktorat Jenderal Pajak
16. Ayudya Permana Sari Direktorat Jenderal Pajak
17. Vien Hanifah Direktorat Jenderal Pajak
18. Anisya Nur Maulida  Direktorat Jenderal Pajak
19. Apriliana Indri Hapsari Direktorat Jenderal Perbendaharaan
20. Muhammad Anugerah Firdaus Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
21. Nur Istiqomah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

 

22. Ririn Risnawati Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

https://www.instagram.com/reel/DBLJAMlSQIP/?igsh=MXhkcWVzdTJhaTI4Zg==

23. Wilda Hutari  Direktorat Jenderal Pajak
24. Nova Enggar Fajarianto Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

https://www.instagram.com/reel/DBKkJfwgb-2/?igsh=NXN3cGk0ZjExNjJw

25. Hoirotus Sya’baniyah Firliyanti Sekretariat Jenderal
26. Sakinah Direktorat Jenderal Pajak

***

Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
28 Oktober 2024
Buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang dapat  diperoleh di https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi

Tinggalkan Komentar:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.