
Suatu ketika, sehabis kegiatan Pajak Bertilawah yang dilakukan oleh 12.035 pegawai Direktorat Jenderal Pajak di 366 unit kerja, muncul cuitan dari Pak Zaim Saidi di akun Twitternya. Ia bilang begini,”Pajak haram. Dosanya gak akan hilang hanya dg tilawah Qur’an. Berhentilah memajaki. Hijrah kerja lain.”
Pertama, terima kasih Pak Zaim atas nasihatnya. Kami terima dengan baik walau kami meyakini bahwa pendapat keharaman itu masih bisa diperdebatkan. Kedua, semua manusia pada dasarnya tidaklah lepas dari dosa. Ketiga, kalaupun pegawai pajak ini adalah pendosa, sungguh tak elok dengan meremehkan kebaikan yang dilakukan mereka untuk bertilawah secara serentak pada hari itu.
Jangan Pernah Ragu dan Sangsi
Apa yang kita lakukan setelah berharap dan berdoa kepada-Nya? Ini soal “No Doubt”.
Kalau sudah meminta apa saja kepada-Nya, walau sesuatu yang mustahil, ada kerja yang harus kita lakukan: jangan pernah meragukan-Nya. Jangan pernah menyangsikan-Nya.
Yang terpenting darimu–kata Ibnu Athaillah– bukanlah bentuk permohonanmu, tetapi kesadaranmu bahwa Dialah yang memenuhi kebutuhanmu. Kamu sungguh tidak sopan bila kamu memperlakukan-Nya seperti makhluk-Nya.
Jika kamu sudah meminta, berserahlah kepada pemberian-Nya. Tak perlu mempertanyakan-Nya seperti kebiasaanmu kepada makhluk-Nya. Allah menjawab semua permohonan hamba-Nya, di mana dan kapan pun hamba-Nya berada. Dia lebih dekat denganmu daripada urat lehermu sendiri.
Coba perhatikan “default” ini: Allah menjawab semua permohonan hamba-Nya. Sekarang atau nanti. Cepat atau lambat.
Di hari penghisaban, seorang hamba terkejut mendapatkan hadiah yang mahadahsyat dari Allah. Ia mendapatkan limpahan pahala yang tidak terduga dan tidak tahu dari mana ia mendapatkannya.
Hamba itu bertanya-tanya, “Ini atas kebaikan yang mana? Ini apa?” Padahal selama hidupnya di dunia ia tidak melakukan amal-amal besar.
Lalu ia diberi tahu. Itu semua atas doa-doanya yang setiap waktu ia panjatkan namun belum dikabulkan Allah di dunia. Dan sekaranglah, di waktu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya ia mendapatkan sesuatu yang tak tepermanai. Allah Mahabesar.
Jika ada karib yang meminta doa kepada kita, maka ini sebuah kesempatan besar buat kita sendiri menanam tabungan untuk kehidupan kita di sana. Dengan juga tetap berharap bahwa doa kita dikabulkan segera untuk karib kita itu.
Maka, sesungguhnya berdoa adalah ruang kecil buat kita meminta segala kepada-Nya. Lalu berserah dan tak meragukan-Nya. Jika kamu sudah bersaksi, mengapa masih sangsi?
Pada pagi ini, ada bisik-bisik doa untukmu. Doa kebaikan. Pun, apakah engkau sudah berdoa, Sayang?
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
Buitenzorg, 2 Juli 2017
Buat yang lagi perjalanan balik banyak-banyaklah doa di sepanjang perjalanan.
Top of Form
