TATA CARA PEMBUATAN PASPOR JAMAAH HAJI TAHAP 2


TATA CARA PEMBUATAN PASPOR JAMAAH HAJI TAHAP 2

 

    Setelah kita mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan untuk membuat paspor dan menyerahkannya ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor sebagaimana telah dijelaskan dalam tulisan terdahulu di sana, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan foto, sidik jari, dan wawancara.

    Sebelumnya Anda akan mendapatkan SMS yang dikirimkan oleh petugas Kantor Imigrasi Kelas II Bogor yang beralamatkan di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.65 Bogor, yang meminta Anda untuk datang di hari dan waktu yang telah ditentukan. Jarak antara hari pengumpulan dokumen di Kantor Kementerian Agama sampai mendapat undangan dari Kantor Imigrasi Kelas II Bogor sepertinya kurang dari tiga minggu.

Sayangnya huruf yang terkirim dalam sms itu adalah huruf besar semua, sehingga saya menyangka sms itu adalah sms iklan yang sering sekali mampir ke handphone. Kalau sudah tahu itu biasanya langsung delete. Tetapi kebetulan Teh Bairanti mengingatkan saya tentang adanya undangan itu. Maka saya cek kembali hp dan benar ternyata memang ada undangan untuk datang ke Kantor Imigrasi Kelas II Bogor pada hari sabtu pukul 13.00.

    Maka, kalau sudah dapat undangan itu siapkan dokumen asli dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan sebagai berikut:

  1. KTP;
  2. Kartu Keluarga;
  3. Akta Nikah;
  4. Akta Kelahiran/Ijazah;
  5. Bukti pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH);
  6. Surat Pendaftaran Pergi haji (SPPH).

     

Setelah sampai di Kantor Imigrasi Kelas II Bogor maka segeralah temui petugas yang mengirimkan sms kepada Anda supaya dia tahu bahwa Anda telah datang dan dia akan menyiapkan berkas Anda untuk masuk antrian pemanggilan pengambilan sidik jari dan foto. Tunggu dan duduklah di ruang tunggu yang telah disediakan. Lama juga, lebih dari satu jam.

Ketika dipanggil, Anda akan diambil sidik jarinya dan dilakukan pemotretan wajah Anda secara elektronik. Setelah itu Anda disuruh keluar untuk menunggu kembali adanya panggilan wawancara. Menunggu panggilan wawancara ini juga lama. Lebih dari satu jam juga.

Jika ada panggilan, maka Anda akan dilakukan wawancara sambil membawa dokumen Asli tersebut walau tidak dibuka-buka sama sekali oleh petugas imigrasi. Cuma ditanya kebenaran nama, tempat tanggal lahir, nama orang tua dan data terkait lainnya.

Setelah itu Anda diminta untuk membubuhkan tanda tangan pada blanko kosong paspor hijau. Kemudian? Pulang dah. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore ketika saya keluar dari Kantor Imigrasi kelas II Bogor.

Kapan Anda akan menerima paspor itu? Menurut kabar yang saya dapatkan, paspornya akan dibagikan di embarkasi.

Satu hal untuk perbaikan pelayanan imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas II Bogor adalah seringkali urutan antrian direcoki oleh orang-orang yang bukan petugas Imigrasi dan bisa masuk ke dalam ruangan pengambilan sidik jari dan foto. Tentunya yang datang terlebih dahulu dilayani lebih awal daripada yang datang belakangan. Entah dia masuk ke dalam KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) ataupun tidak. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi.

Itu saja. Semoga informasi ini bermanfaat bagi calon jama’ah haji Kabupaten dan Kota Bogor khususnya, atau jama’ah haji dan masyarakat lainnya secara keseluruhan.

Ilal liqa’.

***

 

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

15 Juli 2011, 22.07

 

 

Tags: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, Kantor Imigrasi Kota Bogor, imigrasi, tata cara pembuatan paspor haji, Bairanti Asriandhini, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, KBIH, paspor haji, paspor hijau, Kantor Imigrasi Kelas II Bogor, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, perdim, imigrasi, passport, paspor, tata cara pembuatan passport haji 2011, tata cara pembuatan paspor haji 2011, tata cara pembuatan paspor, tata cara pembuatan passport, bogor, gedung tegar beriman, koperasi kantor kementerian agama kabupaten bogor, manasik haji, manasik haji massal, paspor hijau, paspor coklat, passport hijau, passport coklat, paspor internasional, passport internasional, international passport, ordinary passport, International Civil Aviation Organization, ICAO

TATA CARA PEMBUATAN PASPOR JAMAAH HAJI TAHAP 1


TATA CARA PEMBUATAN PASPOR JAMAAH HAJI TAHAP 1

 

    Kini saatnya menjelaskan tata cara pembuatan paspor jamaah haji. Sejak tahun 2009 jamaah haji Indonesia tidak lagi menggunakan paspor coklat tetapi paspor internasional atau ordinary passport, yaitu paspor yang memenuhi standar dan memenuhi ketetetapan International Civil Aviation Organization (ICAO) atau biasa disebut paspor hijau.

    Bagi yang sudah memiliki paspor hijau tak perlu buat lagi. Untuk calon jamaah haji Kabupaten Bogor yang belum memiliki paspor akan dikoordinir pembuatannya oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor dan tentunya gratis.    

Pada saat manasik haji massal di Gedung Tegar Beriman Kabupaten Bogor dikemukakan syarat-syarat pembuatan paspor tersebut. Tetapi sayangnya berbeda pada praktiknya ketika sudah berhadapan dengan petugas haji di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Yaitu berkenaan dengan dokumen-dokumen yang harus dilengkapi. Apa saja?

  1. Fotokopi KTP         : 1 kali
  2. Fotokopi Kartu Keluarga    : 1 kali
  3. Fotokopi Akta Nikah    : 1 kali
  4. Fotokopi Akta Kelahiran, jika tidak ada fotokopi Ijazah. Usahakan ijazah yang memuat nama orang tua di dalamnya, seperti ijazah SMA, SMP, atau SD. Karena ijazah universitas tidak ada nama orang tuanya : 1 kali
  5. Asli Surat Keterangan/Rekomendasi dari Atasan jika yang mengajukan permohonan pembuatan paspor adalah Pegawai Negeri Sipil. Usahakan difotokopi juga sebagai arsip kita.
  6. Fotokopi bukti pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Surat Pendaftaran Pergi haji (SPPH) : masing-masing 1 kali.

    Agar dokumen-dokumen tersebut difotokopi dengan menggunakan kertas A4. Jangan memakai kertas kwarto atau folio. Usahakan fotokopinya juga bolak-balik. Jangan satu lembar-satu lembar.

    Selesai? Belum, nanti akan dicek terlebih dahulu oleh petugas di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor kelengkapannya. Ketika Anda merasa sudah memenuhi dokumen tersebut di atas dan ternyata masih belum lengkap. Karena apa? Karena ada dua formulir yang harus Anda isi. Apa? formulir Perdim. Perdim ini dibeli di Koperasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor. Harganya satu set sebesar Rp18.000,00 termasuk map khusus imigrasi dan 1 lembar meterai.

Jadi kalau ditambahkan, syarat tambahan tersebut adalah:

  1. Formulir Perdim yang telah diisi;
  2. Formulir Surat Pernyataan yang telah diisi dan bermeterai;
  3. Map Folio Khusus Imigrasi warna Hijau.

Supaya jangan bolak-balik, datang pagi-pagi dan isi langsung di tempat. Agar kalau ada yang kurang jelas bisa meminta keterangan cara mengisinya kepada petugas. Kalau tidak salah sebenarnya formulir Perdim ini gratis. Enggak tahu mengapa jadinya diperjualbelikan.

Itu saja dulu informasi tata cara pembuatan paspor haji 2011 tahap pertama di Kabupaten Bogor. Tahap selanjutnya akan ditulis menyusul. Insya Allah. Semoga bermanfaat.

***

 

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

22.58 03 Juli 2011

 

Tags: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, perdim, imigrasi, passport, paspor, tata cara pembuatan passport haji 2011, tata cara pembuatan paspor haji 2011, tata cara pembuatan paspor, tata cara pembuatan passport, bogor, gedung tegar beriman, koperasi kantor kementerian agama kabupaten bogor, manasik haji, manasik haji massal, paspor hijau, paspor coklat, passport hijau, passport coklat, paspor internasional, passport internasional, international passport, ordinary passport, International Civil Aviation Organization, ICAO

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    

MISSING LINK DAN MANASIK HAJI MASSAL


MISSING LINK DAN MANASIK HAJI MASSAL

 

Ada sesuatu yang hilang dari sistem pengurusan haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama, dalam hal ini Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor sebagai kepanjangan tangan pemerintah pusat. Sampai detik ini saya tidak pernah diberitahu secara tertulis tentang tahun pemberangkatan ibadah haji kami.

Seharusnya, sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat tentu tidaklah sulit untuk mengirimkan pemberitahuan tertulis. Bahkan lebih gampang daripada menelepon satu-persatu kepada lebih dari 3000 calon jama’ah haji Kabupaten Bogor.

Atau sebenarnya saya sudah ditelepon melalui handphone atau telepon rumah tetapi tidak tahu dan pas kebetulan tidak ada di rumah. Yang pasti pada bulan Januari 2011 itu ada selebaran dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tentang penawaran untuk mengikuti bimbingan mereka. Tidak kami ambil karena kami memang berniat untuk menjadi jama’ah haji perseorangan atau mandiri.

Berarti kalau sudah ada penawaran maka seharusnya sudah ada daftar siapa-siapa yang akan berangkat haji tahun 2011 ini. Pun, sebenarnya waktu proses pendaftaran awal, kami sudah diberitahu oleh petugas Bank Mu’amalat dan petugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor bahwa untuk nomor porsi yang kami miliki akan diberangkatkan tahun 2011. Namun itukan secara lisan dan tidak bisa dipegang.

Sebenarnya cukup dengan mengirimkan surat pemberitahuan kepada para calon jama’ah haji maka tidak ada lagi missing link dari sistem pengurusan haji di Kabupaten Bogor. Ditambah dengan menyediakan nomor hotline yang bisa dihubungi oleh para calon jama’ah haji jika mereka ingin menanyakan informasi haji.

Mungkin hal ini tidak akan terjadi kalau ikut KBIH karena KBIH sering mendapatkan informasi lebih cepat dan awal dari petugas Kantor Kementerian Agama tentang segala pernak-pernik haji. Memang merepotkan untuk memberitahu satu persatu. Makanya petugas Kantor Kementerian Agama cukup dengan memberitahu KBIH.

Tetapi ya itu tadi, yang ikut KBIH ataupun tidak mempunyai hak yang sama dalam pelayanan haji. Perlu dipikirkan cara efektif dan efisien agar semua informasi bisa tersalurkan kepada seluruh calon jama’ah haji.

Dan saya tahu bahwa kami menjadi peserta haji di tahun ini karena saya mempunyai teman di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bojonggede. KUA adalah ujung terdepan Pemerintah dalam pengurusan haji karena merekalah yang akan memberikan bimbingan manasik haji. Dari teman saya itulah saya diberitahu bahwa kami akan menjadi calon jama’ah haji untuk pemberangkatan tahun 2011. Sekalian juga diberitahu informasi akan adanya manasik haji massal se-Kabupaten Bogor.

Nah, urgensinya mengikuti manasik haji massal adalah karena di sana tempat segala informasi penting bagi jama’ah haji perseorangan. Karena lagi-lagi kalau yang mengikuti KBIH tentu semuanya sudah diinformasikan dan akan diurus oleh KBIH.

Manasik haji massal diselenggerakan empat kali. Dua kali sudah terlaksana di hari sabtu akhir bulan Mei 2011 lalu dan di awal Juni 2011. Dua kali lagi nanti pada saat praktik manasik massal di alun-alun depan Gedung Tegar Beriman Komplek Pemda Cibinong.

Di manasik haji massal diberitahu informasi berupa apa-apa yang perlu dipersiapkan oleh calon jama’ah haji, tata cara pembuatan passport, jadwal manasik haji, informasi kesehatan, dan jadwal pemeriksaan kesehatan. Akan saya tulis di tulisan yang lain tentang tata cara pembuatan passport, Insya Allah bila ada kesempatan.

Ini saja yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat buat para calon jama’ah haji Kabupaten Bogor terutama jama’ah mandirinya. Beberapa kata kunci buat para jama’ah haji perseorangan atau mandiri: aktiflah bertanya.

***

 

 

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

16.53 11 Juni 2011

 

Baca ini:

  1.  

 


Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, KBIH, jama’ah haji perseorangan, jamaah haji mandiri, Bank Mu’amalat, nomor hotline, kua, kantor urusan agama kecamatan bojonggede, bojonggede, manasik haji, manasik, manasik haji massal, Gedung Tegar Beriman Komplek Pemda Cibinong, bogor, kabupaten bogor.

TATA CARA / PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI DI KABUPATEN BOGOR (2)


TATA CARA / PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI DI KABUPATEN BOGOR (2)

===TAHAP KEDUA===

Selesai? Ya, pendaftaran tahap awal sudah selesai. Kita akan melangkah ke pendaftaran tahap kedua. Sebelumnya kita harus ke bank terlebih dahulu untuk mendapatkan nomor porsi. Tentunya saya pergi keesokan harinya. Apa yang perlu dipersiapkan untuk mendapatkan nomor porsi itu?

Bank Muamalat Indonesia Cabang Bogor mensyaratkan dokumen yang harus dibawa, yakni:

  1. Fotokopi Buku tabungan dengan asli yang akan kita perlihatkan;
  2. SPPH asli untuk Bank;
  3. Fotokopi KTP 1 lembar;
  4. Fotokopi KK.

Saya akui pelayanannya untuk tahun ini bagus. Dibandingkan dengan pelayanan yang didapat oleh teman saya setahun lalu dikarekan petugasnya masih gatek dengan aplikasi SISKOHAT-nya. Alhamdulillah, tak lama kemudian saya sudah mendapatkan nomor porsi yang tertera di formulir Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebanyak empat rangkap itu. Ini berarti uang pendaftaran awal sudah ditransfer ke rekening Menteri Agama. Tentunya petugasnya belum tahu kami berangkat untuk tahun kapan. Ternyata yang tahu dan menentukan keberangkatan itu dari Kandepag Kabupaten Bogor.

Segera setelah dari bank saya pergi ke Kandepag Kabupaten Bogor. Sampai di sana pukul setengah satu siang. Saya sudah mempersiapkan semua dokumen yang harus saya bawa untuk pendaftaran tahap kedua ini. Apa saja? Ini dia:

Dokumen tahap kedua sebagai berikut:

  1. BPIH asli tiga lembar, satunya milik kita sebagai arsip yang tak boleh hilang;
  2. Fotokopi SPPH;
  3. Fotokopi KTP;
  4. Fotokopi KK;
  5. Fotokopi Surat/Akta Nikah;
  6. Fotokopi Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir/Ijazah;
  7. Fotokopi Surat Pernyataan Bermeterai dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui oleh Kecamatan (asli diserahkan juga ke petugas);
  8. Fotokopi Surat Keterangan Sehat (asli diserahkan juga ke petugas).

    Fotokopi tersebut masing-masing sebanyak empat lembar.

Tetapi malang tak tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Saya disuruh pulang saja oleh petugasnya untuk kembali hari jum’at, senin, atau selasa. Karena hari rabu dan kamis diperuntukkan khusus untuk mengurus dokumen jama’ah haji yang akan berangkat tahun ini.

Mengapa baru diberitahu sekarang? Seharusnya kemarin pada saat penyelesaian foto diberitahu agar kami tak bolak-balik ke kantor ini. Yah…sedikit kecewa dengan birokrasi saya terpaksa pulang padahal cuma untuk mengecek lengkap atau tidak berkas kami ini. Saya yakin tidak makan waktu lima belas menit. Oke saya akan datang hari jum’atnya.

Pada hari jum’atnya, ruangan di seksi tersebut sedikit lengang tetapi di pintunya sudah dipasang pemberitahuan bahwa pelayanan pendaftaran tidak bisa dilayani karena Siskohatnya lagi bermasalah. Tetapi nyatanya saya lihat ada beberapa tamu yang sedang dilayani.

Tanpa banyak bicara saya menyerahkan dokumen itu yang saya yakini lengkap sekali. Dan betul petugasnya tanpa banyak bicara menelitinya dan menyatakan berkas saya sudah lengkap. Sama petugasnya diberitahu kita akan berangkat tahun kapan.

Dokumen tiga rangkap diserahkan kepada petugasnya. Satur angkap lagi untuk saya sebagai arsip. Yang terpenting ada dua dokumen asli ada pada kita yaitu SPPH dan BPIH lembar calon jema’ah haji. Jangan sampai hilang. Simpan yang baik. Kalau bisa Anda pindai dengan mesin scanner sebagai dokumen softcopy.

Lalu apa lagi yang harus kita perbuat? Tidak ada, terkecuali berdoa dan menunggu. Dan tentunya yang ini:

  1. Menabung lagi supaya bisa melunasi ongkos naik haji (ONH) yang telah ditetapkan;
  2. Pada bulan Mei tahun pemberangkatan misalnya tahun 2011 kita harus pergi ke Kandepag Kabupaten Bogor karena biasanya pengumuman calon jama’ah haji yang berangkat sudah keluar.
  3. Bulan Juni tahun 2011 biasanya kita ditelepon untuk melunasi BPIH;
  4. Setelah lunas biasanya pula kita akan dipanggil untuk melakukan sesi pengurusan passport hijau khusus haji ke kantor imigrasi. Tak ada biaya dalam pengurusan ini karena sudah ada dalam komponen biaya yang telah kita bayarkan. Bagi yang sudah punya passport tak perlu ikut sesi ini cukup lampirkan dan menyerahkan fotokopi passport-nya kepada Kandepag kabupaten Bogor.
  5. Belajar fikih haji dan ikut manasiknya. Itu saja.

Wuih…capek deh. Demikian yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat buat Anda semua.

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

09:52 26 Oktober 2009

TATA CARA / PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI DI KABUPATEN BOGOR (1)


TATA CARA / PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI DI KABUPATEN BOGOR

===TAHAP AWAL===

Pembaca, saya coba cari di Google dengan kata kunci sebagaimana judul tulisan ini, hasilnya nihil. Saya coba juga membuka laman Departemen Agama Republik Indonesia hasilnya sama. Singgah di laman Kabupaten Bogor sama juga. Apatah lagi Kantor Departemen Agama Kabupaten Bogor juga tak punya laman sama sekali di internet.

Akhirnya saya tahu secara langsung prosedur pendaftaran haji itu dengan melakukannya sendiri berbekal sedikit informasi dari bank tempat saya menabung haji. Saya ingin membagi pengalaman ini kepada pembaca agar ketika ingin mendaftar haji sudah tahu apa yang harus dipersiapkan. Entah persiapan dokumen yang harus dibawa, jumlah biaya yang harus dikeluarkan, dan mental tentunya karena kita akan berhadapan dengan gunung rintangan yang bernama birokrasi.

Semoga ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya dari Kabupaten Bogor yang ingin menunaikan haji ke tanah suci. Bisa jadi prosedur pendaftaran haji di setiap daerah berbeda-beda. Saya mendengarnya demikian dari berbagai orang yang sudah pernah mengalaminya. Kata mereka prsoedurnya tidaklah serumit di Kabupaten Bogor. Wallahua’lam bishshowab.

Yang harus dipersiapkan oleh Pembaca ketika ingin mendaftar haji dan pergi haji tentunya adalah niat yang lurus bahwa saya ini pergi haji adalah semata-mata hanya karena Allah. Bukan untuk piknik, berdagang, mencari gelar haji, penaikan status, dipandang masyarakat, dan lain-lainnya. Niat yang lurus ini akan membuat kita pasrah pada-Nya. Ketika ada niat-niat yang sudah mulai melenceng segera luruskan saja dan minta ampun pada Allah.

Yang kedua adalah perbanyak do’a dan shalawat. Loh kok prosedur kayak ginian aja butuh ini sih? Tentu sangat dibutuhkan, karena seperti yang sudah saya bilang di awal kita akan menghadapi gunungan birokrasi yang akan menguji kesabaran kita. Dengan perbanyak do’a dan sholawat kita berharap pada Allah agar IA memudahkan semuanya.

Yang ketiga persiapkan waktu dengan secermat mungkin. Karena tidak bisa sehari atau dua hari untuk menuntaskan semua ini. Karena banyak dokumen yang harus dipersiapkan. Bagi yang berkantor kalau bisa coba minta cuti atau izin kerja setengah hari untuk mengurus pendaftaran ini.

Yang keempat selalu berangkat lebih pagi untuk mendapatkan pelayanan yang lebih awal di kantor apapun. Entah di Kantor Kepala Desa, Puskesmas, ataupun di Kantor Departemen Agama (selanjutnya disingkat Kandepag) Kabupatan Bogor. Karena kalau Anda datangnya sudah terlalu siang—yang sebenarnya menurut kita masih waktunya jam kerja—siap-siap saja Anda akan disuruh pulang dan datang kembali keesokan harinya.

Pembaca, setahu saya kalau kita ingin mendaftar haji harus sudah ada tabungan Rp20 juta dulu di bank lalu datang ke Kandepag dengan cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Ternyata masih banyak yang harus kita bawa.

Baik dokumen apa saja yang harus dipersiapkan dan ktia bawa untuk pendaftaran Haji di Kandepag Kabupaten Bogor?

Ada dua tahap. Tahap awal dan tahap kedua. Tahap awal adalah tahap pendaftaran setelah kita sudah punya tabungan sebesar Rp20 juta di bank. Tahap kedua adalah tahap pendaftaran setelah kita mendapatkan nomor porsi dari bank.

Dokumen tahap awal sebagai berikut:

  1. Fotokopi buku tabungan;
  2. Fotokopi KTP;
  3. Fotokopi KK;
  4. Fotokopi Surat/Akta Nikah;
  5. Fotokopi Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir/Ijazah;
  6. Fotokopi Surat Pernyataan Bermeterai dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui oleh Kecamatan (asli dibawa);
  7. Fotokopi Surat Keterangan Sehat (asli dibawa).

    Masing-masing rangkap satu.

    Saya akan jelaskan yang memang perlu untuk diberikan penjelasan.

Untuk memudahkan kita dalam masalah tabungan haji ini, saya sarankan untuk membuka di bank yang cabangnya berdomisili satu propinsi dengan Kandepag Kabupaten Bogor artinya masih di Jawa Barat. Tetapi saya lebih sarankan lagi Anda buka tabungan hajinya di bank yang satu kabupaten/kota saja.

Jangan mengulangi apa yang pernah saya alami. Saya membuka tabungan haji di Bank Muamalat Kantor Kas Cawang Jakarta ternyata untuk mendaftar haji saya harus menutup dulu tabungan itu dan membuka tabungan baru di Bank Mualamat Kantor Kas Cibinong.

Ribet, dipotong biaya penutupan, dan menyita waktu banyak. Akibatnya saya tidak bisa mengejar kesempatan untuk mendaftar di Kandepag Kabupaten Bogor, mengurus surat kesehatan di Puskesmas dan Kantor Kepala Desa.

Pastikan bahwa yang difotokopi adalah halaman sampul buku tabungan, halaman pertama yang memuat nama dan keterangan kita, serta halaman yang menerangkan saldo terakhir kita. Walaupun di prosedurnya tidak diterangkan halaman berapa yang harus kita fotokopi tapi kita fotokopi saja yang saya terangkan di atas tadi. Untuk apa? Supaya lengkap dan tidak memberikan kesempatan petugas peneliti di Kandepag Kabupaten Bogor untuk menyuruh kita pulang.

Oh ya, dokumen yang harus saya bawa untuk membuka tabungan haji adalah cukup fotokopi KTP saja.

Akta Kelahiran/Surat Kenal Lahir/Ijazah masing-masing saya fotokopi. Walaupun di prosedurnya tandanya adalah garis miring yang berarti cukup salah satu saja namun saya fotokopi juga semuanya. Agar, lagi-lagi, supaya berkas kita tidak dianggap tidak lengkap.

Untuk Surat Pernyataan Bermeterai dari Kepala Desa/Lurah yang diketahui oleh Kecamatan maka terlebih dahulu Anda datang ke Kantor Kepala Desa sambil membawa meterai Rp6000, fotokopi KTP, fotokopi KK, serta surat keterangan atau pengantar dari RT dan RW. Untuk yang terakhir ini Anda bisa urus sendiri malam sebelumnya. Jalan pintas langsung datang ke Kantor Kepala Desa tanpa surat pengantar memang bisa tetapi itu tidak mendidik.

Untuk ke Kecamatannya Anda bisa uruskan ke petugas desa. Tetapi karena saya ingin cepat selesai saya sendiri yang akan datang ke Kantor Kecamatan. Biaya administrasi di Kantor Desa Rp20.000,00.

Saya datang ke Kantor Kecamatan dengan membawa fotokopi KTP, KK dan surat pernyataan tersebut. Langsung ditandatangani oleh salah satu Kepala Seksi yang ada di sana. Cepat dan tidak berbelit-belit. Biaya administrasinya sebesar Rp20.000,00 juga.

Jangan lupa setelah itu fotokopi surat pernyataan bermeterai tersebut sebelum kita serahkan ke Kandepag Kabupaten Bogor.

Oh ya, karena Puskesmas itu jam tutupnya adalah jam setengah 12 siang, maka sebelum ke kantor Kecamatan saya terlebih dahulu ke Puskesmas untuk meminta surat kesehatan. Cukup bayar Rp5000, antri sebentar, dan diperiksa ala kadarnya, tal…tul…, tal…tul… stetoskop, surat keterangan sehat sudah didapat. Ada pengecualian tentang datang lebih pagi ke Puskesmas. Mungkin karena datangnya siang malah antrian sudah pendek dan tidak banyak orang. Kalau pagi wuih…jangan dikira panjang antriannya. Setelahnya segera fotokopi saja surat kesehatan tersebut.

Kini tiba saatnya datang ke Kandepag Bogor. Siapkan mental karena di sana akan dilayani oleh sedikit petugas di sebuah ruangan yang sempit di Kandepag Kabupaten Bogor, tepatnya di ruangan Seksi Pelayanan Haji dan Umroh (kalau tidak salah karena saya sudah tidak ingat lagi).

Jangan membayangkan ruangan pendaftaran haji ini senyaman ruangan pelayanan di bank-bank atau Tempat Pelayanan Terpadu Kantor Pelayanan Pajak yang pernah Anda kunjungi. Ruangannya cuma 12 meter persegi yang penuh berkas tanpa petunjuk harus menghadap ke mana dan siapa terlebih dahulu.

Saya harapkan Anda datang ke sana pada pukul 09.00 sampai pukul 10.00 pagi. Lebih dari itu siap-siap saja berkas Anda akan ditolak dan disuruh datang lagi keesokan harinya. Karena petugas disana membatasi jumlah orang yang mendaftarkan haji cukup 35 pendaftar saja. Masalahnya ini berkaitan dengan proses pengambilan foto dan sidik jari yang memakan waktu bisa sampai lima jam lamanya.

Alhamdulillah berkas saya diterima walaupun saya datangnya pukul 12.30 WIB. Ini dikarenakan sedikit kengototan saya karena sudah disuruh pulang di hari kemarinnya. Ditambah sedikit kebaikan yang diberikan petugas di sana kepada saya.

Setelah mengisi formulir pendaftaran yang diberikan petugas—itupun sambil berdiri karena bangkunya sedikit dan ruangan sudah penuh orang—serta memeriksa kelengkapan berkas saya dan istri, saya disuruh petugas pergi ke koperasi untuk membayar biaya foto sebesar Rp60.000,00 dan setelahnya pergi ke ruangan pemotretan.

Nah di sini kesabaran diuji lagi karena petugas yang melayani kami pada sesi ini cuma satu orang. Kami menyerahkan kuitansi pembayaran dan berkas pendaftaran pada pukul 12.30 WIB, pemotretannya baru dilakukan pada pukul 15.15 WIB. Pengambilan sidik jari tiga perempat jam kemudian. Lalu kami menerima banyak lembaran foto berbagai ukuran dan CD-nya serta berkas pendaftaran ditambah dengan Surat Pendaftaran Pergi haji (SPPH) tiga rangkap pada pukul 16.15 WIB dari petugas pemotretan.

Dan kemudian balik lagi ke petugas yang memeriksa berkas kita di awal tadi. Berkas kita akan dicek kembali oleh petugas dan kita disuruh menyerahkan foto ukuran 1×1 yang tadi kita terima. Lalu mengembalikan dua rangkap SPPH kepada kita untuk diserahkan kepada bank dan satunya untuk kita arsipkan sendiri. Saya baru pergi dari Kandepag Kabupaten Bogor jam setengah lima sore.

Bersambung…

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

09:52 26 Oktober 2009

HAJI – GEMBEL


HAJI – GEMBEL

Musim haji telah berlalu lama. Tapi masih banyak yang perlu diceritakan di dalam dan karenanya. Dan saya memang senantiasa tertarik menikmati setiap kisah itu. Apatah lagi saat musim pemberangkatan haji di mana banyak calon haji yang menyelenggarakan walimatus safar. Selain silaturahim yang didapat, banyak ilmu dan hikmah yang bisa diraih dari ceramah para ustadz yang mengiringi acara itu.

Pun, setelah para haji dan hajjah itu pulang ke tanah air maka tak luput saya sambangi dan bersilaturahim dengan mereka. Banyak jua cerita yang diperoleh. Pada akhirnya, semuanya itu berujung pada kerinduan yang membuncah, meledak-ledak untuk turut serta pergi ke tanah suci dan menapaktilasi perjalanan anak-anak manusia bernama Ibrahim, Ismail, dan Siti Hajar.

Dan ada satu kisah menarik yang perlu saya bagi kepada Anda semua. Tentang apa yang dialami oleh teman dekat saya, sebut saja Alexandrus, dalam perjalanan haji 1429H yang lalu. Dengan niat yang lurus ia berangkat sendirian tanpa ditemani istri dan keluarga yang lainnya. Ia ambil haji mandiri, tidak ikut KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji). Dari tanah air ia sudah bertekad untuk sebisa mungkin melaksanakan sholat lima waktu di Masjidil Haram. Karena ia tahu sekali sholat di sana seperti melaksanakan sholat 100.000 kali di masjid yang lain. Ini berarti seperti melaksanakan shalat lima waktu berjama’ah di masjid selama kurang lebih 55 tahun berturut-turut tanpa putus.

Nah, untuk itu ia punya rutinitas. Setelah shalat shubuh ia pulang ke maktabnya, mencuci pakaian, istirahat sebentar, lalu jam 10 pagi ia berangkat lagi ke Masjidil Haram. Di sepanjang perjalanan bolak-balik dari rumah ke masjid tentunya ia menjumpai banyak orang dari berbagai bangsa dengan berbagai tingkah dan kebiasaannya. Stereotip yang ia bawa dari tanah air dan melekat kuat di kepalanya adalah tingkah jama’ah haji dari Afrika yang kasar-kasar. Pada kenyataannya ia menjumpai kebalikannya. Bahkan mereka sangatlah sopan terutama jama’ah dari Nigeria. Itu menurut pandangannya dan dari apa yang ia rasakan. Maka berubahlah stereotip itu.

Tapi dalam benaknya muncul stereotip baru, bukan pada orang Afrika tapi pada jama’ah Bangladesh dan India. Dari pengalaman bergaul dengan kelompok pertama maka muncullah stereotip bahwa orang Bangladesh itu kasar, tidak punya aturan, tidak sopan, preman, bahkan penjahat di Arab Saudi, terutamanya sering menjadi tukang menghamili TKW (Tenaga Kerja Wanita) Indonesia.

Buktinya adalah ketika semua orang dengan sabar mengantri untuk naik eskalator, eh tiba-tiba orang Bangladesh dari belakang mendorong kursi rodanya ke arah kerumunan di depannya. Hingga membuat sebagian orang terjungkal. Dan orang Bangladesh itu tak peduli dengan semuanya.

Tidak hanya itu, Alexandrus ditunjukkan video amatiran oleh teman sekamarnya. Video yang berisi rekaman proses hudud (eksekusi) penggantungan lima orang Bangladesh di tiang listrik. Cara hududnya tergolong unik, mereka dinaikkan ke atas drum yang telah disusun tinggi. Lalu tali gantungan yang terjuntai di tiang listrik dililitkan ke leher mereka. Dan ketika aba-aba eksekusi dimulai, maka ada mobil yang dengan kecepatan tinggi menabrak kelima susunan drum itu. Orang-orang di jalan pun histeris melihatnya. Kelimanya dihukum mati karena telah memerkosa dan membunuh remaja putri Riyadh. Lengkap sudah stereotip Alexandrus terhadap orang Bangladesh.

Suatu saat di Kota Madinah, ketika Alexandrus mau shalat di Masjid Nabawi ia kelupaan untuk membawa air minum. Padahal ia harus segera makan nasi bungkus yang telah ia persiapkan sebelumnya. Ia sadar ia tidak boleh makan di dalam masjid. Maka ia harus makan di luar. Ia pikir tak apa-apa tidak ada air sebagai teman makan karena kalau ia sudah menyelesaikan makannya ia akan segera masuk ke dalam masjid untuk meminum air zam-zam yang telah disediakan di sana.

Di tengah asyiknya ia makan dan tentunya dengan tenggorokan yang seret datang seseorang menghampirinya, mengajaknya berkenalan. Setelah itu tanpa disangka-sangka orang itu mengeluarkan dari balik jaketnya satu botol penuh berisi air berkarbonasi lengkap dengan gelas plastik.Tutupnya pun belum dibuka. Setelahnya ia langsung pergi.

“Thank you, Sir. Where do you came from?” tanya Alexandrus.

Dari jauh sambil pergi orang itu menjawab, “Bangladesh!”

Teman saya terpana.

**

Pada orang India, stereotip baru yang terbentuk dalam pikirannya adalah kumpulan orang-orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi utama mereka, dengan cara apapun, berbohong dan menipu para jama’ah haji. Stereotip lainnya adalah mereka kumpulan orang miskin yang bisanya hanya membuat repot negara Arab Saudi. Makan sembarangan di tengah jalan hingga mengganggu lalu lalang jama’ah lainnya. Semuanya itu melekat kuat di benak Alexandrus.

Suatu ketika, ba’da shubuh ia keluar dari Masjidil Haram untuk pulang. Ia menjumpai—lagi-lagi—orang India tua yang sedang makan roti dan minum susu dengan lahapnya di tengah jalan. Alexandrus sambil berjalan teru memperhatikan orang India itu. Tahu sedang diperhatikan, orang itu menatap Alexandrus dengan tersenyum dan bahkan dengan isyarat jelas orang India itu menyuruh Alexandrus untuk mendekat kepada dirinya.

“Ayo makan sama-sama,” ajak orang tua itu kepada Alexandrus.

“Oh tidak, terimakasih,” jawab Alexandrus.

Melihat Alexandrus menampik tawarannya, orang tua itu merogoh saku bajunya dan mengeluarkan segepok Real dan mencabut banyak lembar uang kertas itu dan memberikannya kepada Alexandrus.

Teman saya itu benar-benar melongo. Pemberian uang itu pun ditolak olehnya. “Terimakasih, saya masih ada uang. Mungkin buat yang lainnya,” katanya.

Ia lalu berpikir, “mungkin Allah memberikan penglihatan di mata orang India tua itu bahwa saya adalah gembel yang layak untuk diberi makan dan uang.”

**

Di akhir ceritanya ia berkata, “Saya mengambil hikmah dari dua kejadian itu. Allah sungguh masih sayang kepada saya. Allah hanya menegur saya dengan mempertunjukkan secara langsung bahwa apa yang saya pikirkan itu salah. Coba kalau Allah tidak sayang sama saya, mungkin Allah akan memberikan teguran yang lebih keras lagi. Bisa dengan hilangnya barang-barang saya, sakit yang tak kunjung sembuh hingga membatalkan ibadah haji saya.”

Hikmah yang menarik. Padahal apa yang dilakukan oleh Alexandrus itu adalah semata perbuatan hati belaka. Tak pernah terucap dan tak pernah terlakukan. Teladan kita Muhammad SAW pernah berkata, “sesungguhnya Allah SWT mengampuni umatku apa-apa yang ada dalam hatinya, selama tidak ia ucapkan atau ia lakukan.” (Shahihain). Tapi memang Allah sudah menyuruh kita untuk menjauhi kebanyakan dari prasangka karena sebagian besar dari prasangka itu adalah dosa.

Saya bersyukur teman saya bisa mengambil hikmah dan tersadarkan langsung. Itu adalah lebih baik daripada menunggu hisab di yaumil akhir nanti. Dan bagi saya cerita itu adalah nasehat yang luar biasa.

***

 

 

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

09.35 09 Januari 2008