Pagi ini, sebelum memulai aktivitas rutin, saya membaca ulang buku Atomic Habits karya James Clear untuk kedua kalinya. Satu bab sudah saya baca. Saya akan melanjutkan membaca lagi ketika ada waktu senggang di sela-sela pekerjaan utama saya.
Satu pertanyaan muncul, “Mengapa ada orang membaca buku yang sama lebih dari sekali?” Saya langsung ingat pada masa kecil saya. Bapak–penjual majalah bekas di kampung kami–memiliki buku Dale Carnegie yang berjudul Bagaimana Menghilangkan Cemas & Memulai Hidup Baru? Kondisi buku itu lumayan tua. Kertasnya sudah menguning dan sampulnya telah menua. Buku itu selalu ada di meja utama sambil menunggui pembeli majalah datang. Saya tidak tahu sudah berapa kali Bapak membaca buku itu. Bahkan ketika ia pindah ke Jakarta, tak ketinggalan, buku itu dibawanya pula.
Saat ini, saya berada di posisi Bapak. Mengulang kembali membaca buku yang pernah dibaca. Kenapa? Ya, tentu untuk membarui ingatan pada tema besar dari buku yang dibaca atau memaknai ulang isi buku. Apa yang dirasa biasa pada pembacaan awal, kini bisa terasa mendalam di pembacaan kedua. Buku yang dibaca sama, tetapi maknanya bisa jadi berbeda karena pembacanya telah berubah.
Heraclitus, filsuf Yunani kuno, pernah mengatakan: “No man ever steps in the same river twice, for it’s not the same river and he’s not the same man.” Seseorang tidak pernah menginjak sungai yang sama dua kali, karena itu bukan sungai yang sama dan dia bukan orang yang sama. Kalau kita tarik dalam dunia pembacaan, maka kita bisa memaknainya dengan: Kita tidak pernah membaca buku yang sama dua kali karena kita tidak pernah menjadi orang yang sama saat membacanya.
Membaca ulang Atomic Habits, Perubahan Kecil yang Memberikan Hasil Luar Biasa, memberikan keyakinan buat saya buku ini mampu menyegarkan kembali pemikiran saya bahwa perubahan-perubahan yang terkesan kecil dan remeh pada awalnya akan memberikan hasil-hasil yang menakjubkan bila kita bersedia menjalaninya secara bertahun-tahun. Jadi buku ini penting buat saya.
Satu buku lainnya yang menurut saya penting dibaca bagi siapa pun yang ingin menekuni dunia tulis-menulis adalah buku Kita Bisa Menulis, Belajar kepada Mereka yang Tak Menyerah. Heraclitus benar, saat saya membaca buku itu kembali, saya seperti orang berbeda, padahal saya sendiri penulisnya. Dan ini selalu berulang. Saya tidak merasakan kebosanan saat membacanya karena saya seperti mendapatkan ilmu baru. Buku ini juga penting buat saya untuk membarui dan menyegarkan semangat saya untuk menulis, menjaga konsistensi, dan refleksi atas proses kreatif sendiri. Buat yang ingin memiliki buku Kita Bisa Menulis, Belajar kepada Mereka yang tak Menyerah silakan langsung mengeklik tautan berikut: https://linktr.ee/rizaalmanfaluthi.
Jadi, pernahkah teman-teman membaca buku yang sama lebih dari sekali? Judul bukunya apa?
Selamat pagi.
Riza Almanfaluthi


