Memiliki profesi sebagai juru sita pajak negara, memaksa Ara, panggilan akrab Artha Sepriana, untuk pintar berkomunikasi. Apalagi posisinya sebagai “debt collector”negara harus memberikan citra yang berbeda dengan debt collector lainnya karena membawa nama instansi: Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang Asing.
“Communication skill saya kan masih sederhana sekali pada periode awal menjadi juru sita,” ujar Ara di Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (13/9).
Ara belajar sambil praktik langsung. Menghadapi wajib pajak menjadi tempatnya mengasah keterampilan berkomunikasi. “Saya belajar ngomong gracefully kepada wajib pajak, berusaha menyampaikan dengan cara yang menenangkan namun tetap tegas walau sebenarnya deg-degan,” ucap lulusan D3 Khusus PKN STAN pada 2021 ini.
Selain dituntut pandai berkomunikasi, juru sita pajak negara harus memahami peraturan, prosedur standar operasional dalam menagih utang pajak, dan berbagai proses bisnis di KPP. Pada saat bertemu dengan wajib pajak di awal-awal menjadi juru sita, Ara mengakui pernah mengalami kecemasan yang parah karena takut mati kutu bila diajak bicara terkait peraturan. Untungnya rekan-rekannya di Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan (P3) KPP Badan dan orang Asing sering memberikan arahan singkat terkait jatuh tempo, prosedur, dan lain sebagainya.
“Kalau sekarang, ada Pak Agung, Bang Deo, dan Mas Bagas yang jadi tempat saya bertanya. Pengalaman saya sebagai petugas Tempat Pelayanan Terpadu di KPP sebelumnya juga lumayan membantu saya,” tutur Ara. Nama-nama yang disebutnya merupakan atasan dan rekan sejawat di Seksi P3 KPP Badan dan Orang Asing.
Di Direktorat Jenderal Pajak, sedikit perempuan yang menjadi juru sita pajak negara. Ara sudah menjalani profesi yang masih dianggap bidangnya laki-laki ini lebih dari dua tahun. Untuk menjadi juru sita pajak negara, Ara harus lulus syarat administrasi, lulus diklat, dilantik, dan diambil sumpahnya.
Menurut Ara, semua momen pada saat menjadi juru sita bisa dikategorikan menarik. Setiap ia bertugas bersama teman-temannya, ada saja cerita yang dibawa pulang. Terutama saat menjumpai orang asing yang merupakan wajib pajak ataupun penanggung pajak KPP Badan dan Orang Asing.
“Cara mereka berkomunikasi, pandangan mereka atas peraturan perpajakan kita, dan usaha mereka untuk mengerti penjelasan, tidak lupa language barrier yang ada, membuat saya tertantang untuk memberikan penjelasan yang mudah dipahami,” kata Ara.
***
Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
Pemesanan Buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang
https://linktr.ee/RizaAlmanfaluthi
Lihat Daftar isi buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang.
Baca Sinopsis buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang.
Baca satu bab gratis buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang.
Baca Kata Pengantar buku Matanya Bukan Mata Medusa, 41 Life Hacks Menyintas di Negeri Orang

