5 PRINSIP UNTUK MENJADI JUARA LOMBA MENULIS


5 PRINSIP UNTUK MENJADI JUARA LOMBA MENULIS

 

(sumber gambar: udel.edu)

Ramadhan selalu memberikan keberkahan kepada saya. Banyak sekali. Tak terhitung. Salah satunya adalah kemenangan-kemenangan kecil. Di tahun 2011, saya mengikuti lomba menulis puisi Islami yang diselenggarakan oleh Masjid Alamanah Kementerian Keuangan. Alhamdulillah Allah menakdirkan saya mendapatkan juara dua. Tiga tahun kemudian, di bulan Juli 2014 ini tepatnya di Ramadhan 1435 H, saya diberikan kesempatan untuk menjadi pamungkas di Lomba Menulis Artikel “Semangat Anti Korupsi” yang diselenggarakan oleh 7G DIV Khusus Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

Kalau saja tidak ada yang menampilkan pengumuman lomba itu di Forum Shalahuddin tentu saya tidak akan pernah mengikuti lomba itu. Kebetulan saya melihat sepintas pengumumannya terselip dalam ratusan tema diskusi dalam forum tersebut. Saya membacanya dan memutuskan untuk ikut. Entah teman-teman forum sudah membaca pengumuman itu atau tidak. Dan tak tahu pula apakah banyak teman saya yang ikut.

Peserta lomba adalah mahasiswa STAN dan pegawai Kementerian Keuangan. Hadiahnya uang dan sertifikat. Bukan uang yang menjadi tujuan utama saya. Setidaknya niat saya untuk ikut lomba pun sekadar mengasah kemampuan menulis saya. Kalah menang adalah hal yang biasa. Sudah sering saya ikut lomba dan sudah sering pula saya kalah. Maka tak jadi soal kalau saya kalah. Mental seperti ini harus disiapkan agar tidak pernah ada rasa kecewa yang berkepanjangan. Kecewa itu manusiawi tapi kalau terus menerus dipelihara bisa mengakibatkan frustasi dan mematikan kreasi.

Cukup satu tulisan yang saya kirimkan karena ketentuannya demikian. Tak boleh lebih dari satu artikel. Pengumuman pemenangnya dua minggu kemudian. Saya mendapatkan email undangan dari panitia lomba untuk ikut acara “ngabuburit” di Kampus STAN. Acara itu sekaligus pengumuman siapa pemenang lomba yang diadakan oleh para mahasiswa akuntasi itu. Oh ya, selain lomba menulis ada lomba karya seni visual dua dimensi dan lomba foto selfie di Twitter. Untuk dua lomba yang pertama itu pemenangnya diperoleh setelah melalui penjurian dari tim dosen STAN.

Panitia mengundang saya karena menurut mereka saya termasuk salah satu pemenang lomba. Tapi belum ketahuan saya menjadi juara ke berapa. Tentu dikarenakan saya berada di sebuah tempat yang jauh banget, Tapaktuan, saya mohon izin untuk tidak ikut acara itu. Saya juga mengirimkan foto saya sebagaimana permintaan panitia lomba. Mereka ingin menampilkan foto saya dalam acara Ngabuburit Anti Korupsi tersebut. Dua foto itu adalah foto saat menjadi peserta diklat dan satu lagi foto bersama Kinan kecil.

Keesokan harinya, baru ketahuan melalui Twitter kalau pemenang lomba itu telah diumumkan. Saat itu saya dalam perjalanan pulang dari Banda Aceh menuju Tapaktuan setelah mengikuti rapat koordinasi daerah (Rakorda) di Kantor Wilayah DJP Aceh. Hebatnya untuk lomba karya seni visual dua dimensi pemenangnya adalah pegawai pajak semua. Sedangkan untuk pemenang lomba menulis selain saya adalah para mahasiswi STAN. Tak lama kemudian ada email masuk dari panitia lomba agar saya mengirimkan alamat pengiriman sertifikat dan nomor rekening.

Pada akhirnya saya mendapatkan banyak pelajaran dari mengikuti lomba ini. Apalagi setelah mengikuti berbagai lomba. Kemenangan ini menegaskan banyak hal penting yang sudah tertanam dalam pikiran saya. Terutama kaitannya dengan kemampuan menulis. Saya ingin membaginya kepada Anda sebagai calon pemenang di lomba lainnya. Kalau saya saja bisa mengapa Anda tidak bisa? Percayalah kalau Anda itu bisa! Menjadi pemenang!

Pertama, saya meyakini betul bahwa konsistensi dalam menulis itu penting. Entah mau menulis apa yang penting punya target dalam waktu tertentu untuk menghasilkan karya tulisan. Sekarang sudah tersedia banyak media untuk menyalurkan hasrat menulis. Terkecuali Anda hanya menyukai buku diari maka blog tentu bisa menjadi pilihan lainnya.

Kedua, banyak belajar, terus menerus belajar dengan membaca tulisan, artikel, atau karya orang hebat lainnya. Lagi-lagi hal ini terkait dengan banyak baca. Anda banyak baca, Anda akan punya banyak referensi, dan Anda akan mendapatkan banyak ide.

Ketiga, ikuti banyak lomba menulis agar semangat berkompetisi terjaga. Jangan pernah takut kalah. Jangan pernah merasa Anda tidak layak ikut karena kemampuan Anda belumlah seberapa. Suatu saat saya mengumumkan suatu lomba menulis di sebuah grup. Seorang teman menyeletuk bahwa dirinya tidak akan pernah menang selama saya juga ikut menjadi peserta lomba. Ini terlalu berlebihan. Saya belum seberapa hebatnya. Kalaupun saya ikut, belum tentu saya juga bisa menang. Kebetulan saya tidak boleh ikut dalam lomba menulis itu karena saya adalah juri lomba.

Keempat, setelah dalam tempo tertentu mengikuti banyak lomba maka ada saat untuk pilih-pilih lomba. Tidak semua lomba harus diikuti. Ingatlah kepada petenis kawakan dunia, para pemenang grand slam, mereka hanya mengikuti lomba yang sesuai level mereka. Anda sesungguhnya ingin menjadi katak kecil dalam kolam besar atau menjadi katak besar dalam kolam kecil?

Kelima, jangan pernah menyerah. Ini sebuah karakter yang mesti dimiliki oleh siapa pun dan dalam bidang apa pun. Jadikan ketidakberhasilan, ketidakberdayaan, ke-iri-an Anda menjadi pemicu Anda menuju keberhasilan.

Lakukan lima prinsip ini, Insya Allah Anda menang lomba. Jangan lupakan pula raihan kemenangan besar di akhir Ramadhan buat kita sebagai orang yang berpuasa. Akankah?

***

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

17 Juli 2014

Ditulis buat teman-teman di  Forum Shalahuddin.

 

 

6 thoughts on “5 PRINSIP UNTUK MENJADI JUARA LOMBA MENULIS

  1. Assalamualaikum Pak Riza,

    Saya salah satu mahasiswa kelas 7G D IV Akuntansi Kurikulum Khusus yang mengadakan lomba Semangat Anti Korupsi. Dan saya sangat terkesan dengan tulisan bapak yang menjadi pemenang. Kebetulan saya sebelum jadi mahasiswa D IV juga adalah AR di KPP Pratama Banda Aceh. Setelah membaca tulisan bapak, saya jadi berpikir, kenapa saya tidak pernah terbayang waktu masih jadi AR untuk melakukan hal seperti yang Pak Riza lakukan ketika mendapatkan ‘sesuatu’ dari Wajib Pajak’.

    Saya mewakili teman-teman 7G Khusus mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan inpirasi bapak dalam menyebarkan Semangat Anti Korupsi. 🙂

    Like

    1. Wa’alaikumussalam. Sama-sama. 😀
      Kalau memang mampu untuk menolaknya dengan sekuat tenaga maka tolaklah. Tetapi jika seperti kejadian di atas maka cara saya tersebut bisa menjadi pilihan. Atau lapor ke KPK untuk dilaporkan sebagai gratifikasi. 😀

      Like

Tinggalkan Komentar:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.