JUM’AT 01 APRIL 2011 SIAP-SIAP *)


JUM’AT 01 APRIL 2011 SIAP-SIAP *)

 

Besok kamis adalah hari terakhir Kereta Rel Listrik (KRL) Ekspress beroperasi di Jabodetabek. Nanti mulai tanggal 1 April 2011 tidak akan ada lagi kereta kasta tertinggi ini. Tidak akan ada lagi susul-susulan. Tidak akan ada lagi KRL yang bisa sampai ke tempat tujuan hanya dalam jangka waktu 30 menit saja. Tidak akan ada lagi kelonggaran-kelonggaran yang bisa dinikmati.

Karena krl penggantinya dengan harga yang diturunkan menjadi Rp7.000,00 akan berhenti di setiap stasiun. Sudah barang tentu ini akan memakan waktu panjang lagi untuk menaikturunkan penumpang. Dan sudah pasti akan banyak penumpang yang memadati krl ini. Kalau demikian adanya, tak akan bisa lagi orang menggelar koran atau membuka kursi lipatnya. Kalau begini pedagang kursi lipat akan alami kebangkrutan, enggak laku soalnya.

Saya jadi berpikir, waktu yang akan saya tempuh untuk perjalanan pergi dan pulang kantor akan bertambah panjang lagi. Yang dulu, sampai di Stasiun Sudirman jam setengah tujuh pagi—dan masih punya waktu panjang untuk tiba di kantor—bisa jadi nantinya jam 7 pagi krl itu baru tiba di sana. Kalau begitu siap-siap untuk naik ojek atau cari partner taksi kalau waktunya mepet.

KRL Ekspress yang biasa saya naiki, Pakuan Ekspress, masih punya rentang waktu cukup atasi keterlambatan kalau ada masalah di persinyalan kereta atau karena ada kereta yang mogok dan menghalangi jalur. Saya tak pernah terlambat ke kantor dengan naik KRL Ekspress paling pagi ke Tanah Abang itu.

Saya membayangkan jika sistem KRL Commuter Line ini mulai dijalankan sedangkan infrastrukturnya juga masih seperti ini, maka kalau ada kereta yang mogok, terlambat sudah menjadi sebuah kepastian dah. Hanya punya waktu toleransi 15 menit untuk hal-hal seperti ini. Kalau sudah lewat waktu itu pasti terlambat ke kantor. Tapi lihat saja nanti, bagaimana pola operasi sistem perkeretaapian baru ini akan berjalan.

Siap-siap untuk tidak bisa lagi bermonolog, baca koran dengan santainya, tidur ayam, dan lain-lainnya. Apa boleh buat, kenyamanan akan berkurang, sebanding dengan harga yang dikeluarkan pula. Namun tetap, bagi saya, KRL adalah satu-satunya—jadi bukan lagi sekadar alternatif—moda angkutan yang paling masuk akal untuk saya naiki di tengah ketidaklogisan kemacetan parah yang terjadi di Jakarta sewaktu pagi atau sore.

So, dinikmati saja apa yang kita dapatkan sekarang. Semoga perubahan itu akan membawa kebaikan buat kita semua—para pengguna jasa perkeretaapian. Optimis sajalah. Yakini betul bahwa hari ini—hari yang kita akan jalani—adalah hari kita satu-satunya. Insya Allah kita akan nyaman di mana pun adanya kita. Semoga.

Ohya jangan lupa, berangkatlah lebih pagi di jum’at besok untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan karena adanya perubahan jadwal.

*) Catatan penting: Dengar-dengar malah kebijakan ini sudah dibatalkan oleh pejabat KAI mendadak, saya kurang tahu, tapi lihat saja di FB Solidaritas Jabodetabek Untuk KRL Yang Lebih Baik. Kalau benar, maka tulisan ini tak ada gunanya. 🙂  

 

***

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

menggigil

10.44 30 Maret 2011

 

Tags: ptkai, krl, pakuan ekspress, commuter line, pola operasi baru

Tinggalkan Komentar:

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.